Australia Kekurangan Petani: PNS Ditawari Cuti Berbayar untuk Bantu Panen hingga Harus Berterima Kasih kepada Orang-orang Timor Leste

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Australia Kekurangan Petani

Intisari-Online.com - Akibat kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian, Pemerintah negara bagian New South Wales di Sydney menawarkan cuti lima hari kepada pegawai negeri untuk membantu panen.

Hak cuti berbayar bagi 4.500 aparatur pemerintah ditawarkan sebagai upaya mengisi kekosongan tenaga pemetik buah dan sayur di saat musim panen yang akan mulai berlangsung beberapa minggu mendatang.

Wakil Menteri Utama NSW Paul Toole menjelaskan, lebih dari tiga perempat staf pada Departemen Regional NSW telah menyatakan minatnya untuk mengambil cuti dimaksud.

Baca Juga: Pernah Gunakan Bahasa Indonesia, Kini Bahasa Ini yang Akhirnya Terpilih Jadi Bahasa Nasional Timor Leste, Begini Sejarahnya!

Cuti panen ini, katanya, bisa diambil sebagai tambahan atas cuti tahunan (annual leave) serta cuti karena masa pengabdian panjang seorang pegawai (long service leave).

"Para pegawai ini dapat secara sukarela membantu panen apa pun di wilayah mana pun di negara bagian NSW," katanya.

"Mulai dari memanen blueberry di Coffs Harbour, jeruk dan anggur di Riverina dan Murray, hingga panen buah ceri di Central West atau membantu panen gandum yang melimpah," ujar Paul Toole.

Sementara itu,Jonathan Moss mengatakan kepadaABC, Minggu (15//2021), 17 pekerja pertaniannya bersal dari Timor Leste.

Baca Juga: Timor Leste Punya 'Uma Lulik' Tempat Menampung Arwah Leluhur dan Keluarga Pemiliknya, Banyak Ditemukan di Seluruh Wilayah Tetapi Bervariasi

Mereka dianggap seperti "keluarga" dan tanpa mereka, pekerjaan ini tak akan berjalan.

Orang Timor Leste ini bekerja di Pembibitan Mossmont di Griffith setiap tahun selama lima tahun terakhir untuk.

Di Timor Leste, mendapatkan pekerjaan pertanian di Australia seperti memenangkan lotre.

Baca Juga:Ternyata Mata Uang Rupiah Masih Dipakai di Timor Leste, Tapi Kebanyakan Dipakai Warga Miskin dan Pinggiran yang Bahkan Masih 'Barter' untuk Transaksi Kebutuhan

Calastino Dalman, salah seorang yang bekerja mengatakan bahwa 8 jam bekerja saja sudah menghasilkan uang sekitar Rp2 juta.

"Saya sangat senang menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga saya, membangun rumah saya, dan (mengirim) adik perempuan dan adik laki-laki saya ke sekolah," kata pekerja lainnya, Acacio Xavier.

Sejak pandemi COVID-19, Australia kesulitan mencari pekerja asing untuk membantu memanen tanaman, dengan perkiraan kekurangannya mencapai 25.000 pekerja.

Di bawah Program Pekerja Musiman pemerintah federal, pekerja berketerampilan rendah dari Timor Leste dan sembilan negara Pasifik dapat mengisi pekerjaan di bidang pertanian ketika Australia sedang membutuhkannya.

Baca Juga:Sok-sokan Merdeka dari Indonesia, Mendadak Terjadi Krisis Besar-besaran yang Berakhir Kudeta, Bikin Rakyat Timor Leste Jadi Korban Gara-gara Ulah Militernya Sendiri

Tujuan utama lainnya adalah membantu perkembangan ekonomi negara-negara peserta.

Tidak terampil ketika mereka tiba lima tahun lalu, pekerja Timor Leste di Mossmont Nurseries sekarang sangat terampil.

"Mereka memiliki kemampuan untuk menjalankan perusahaan ini secara virtual tanpa memerlukan pengawasan yang mantap dari saya sendiri.

"Program Pekerja Musiman adalah program yang brilian dan saya berharap program ini terus meningkat selamanya," kata Moss.

Pembibitan buah batu, jeruk, dan almond akan membutuhkan hingga 60 pekerja tambahan di musim semi.

(*)

Artikel Terkait