Intisari-Online.com - Empat puluh tahun yang lalu — pada 6 Oktober 1981 — Anwar Sadat, presiden Mesir dibunuh oleh sekelompok revolusioner Islam dalam militer Mesir.
Mereka membenarkan tindakan tersebut dengan menuduh Sadat bertindak seperti “firaun” dan menjual kepentingan Mesir dan dunia Arab dan Islam yang lebih luas kepada Israel dan AS.
Mereka mengklaim Sadat melakukan hal yang belum pernah terjadi, yakni berkunjung ke Yerusalem pada tahun 1977 dan melakukan perjanjian damai berikutnya antara Israel dan Mesir.
Mereka - dan banyak orang Arab lainnya pada saat itu - mengira Sadat telah meninggalkan hak-hak Palestina demi kembalinya Sinai ke kendali Mesir.
Mereka juga membenci persahabatannya dengan shah Iran, yang telah dia beri perlindungan setelah penerbangannya dari Teheran pada Januari 1979.
Melansir Arab News, sebenarnya tidak ada yang dilakukan Sadat yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya.
Sejarah pribadinya — seperti halnya Gamal Abdel Nasser — hanya mencerminkan sejarah Mesir yang berliku-liku di abad ke-20.
Sadat dilahirkan dalam keluarga petani di Delta Nil.