Find Us On Social Media :

Seharusnya Selesai Tahun 2018, Mengapa Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Malah Sampai Rogoh Kocek APBN Negara? Begini Ceritanya Sampai Tawaran Jepang yang Murah Malah Ditolak

By May N, Sabtu, 16 Oktober 2021 | 08:52 WIB

Proyek kereta api cepat China

"Bagi proyek ODA Jepang, kami melakukan analisis biaya menyeluruh sebelumnya untuk menghindari ada pembengkakan biaya sebelum membangun," ujar pemerintah resmi Jepang dikutip dari Nikkei Asia.

Tokyo meneliti rencana pemerintah penerima untuk mengamankan kebutuhan lahan ketika pinjaman resmi terlibat.

Jalur kereta ini kini 79% komplit, dengan operasi tidak diharapkan mulai sampai akhir 2022, telat dari tanggal 2021 yang dijanjikan Jepang.

Keuntungan yang membuat Jokowi memilih China, yaitu bebas dari pembengkakan biaya, juga telah terbukti gugur, dengan saat ini biaya 40% lebih tinggi dibandingkan biaya yang diajukan dari Jepang dan bahkan Indonesia siap menggunakan APBN untuk mendanai proyek ini.

Baca Juga: Muak dengan Lambatnya Jaringan Internet Indonesia, Menko Airlangga Beberkan Pembangunan Jaringan 5G, Lagi-lagi Digarap Bersama dengan China, Akankah Jadi Jebakan Utang?

Asia Tenggara telah berubah menjadi medan perang bagi pembangunan oleh Jepang dan AS melawan China, kedua pihak memperebutkan pengaruh mereka di wilayah tersebut.

Namun bantuan China dituduh menjadi bahan bakar korupsi lebih besar terjadi di negara-negara berkembang.

Sementara Jepang menekankan bantuan pembangunan yang transparan, kualitas tinggi dan berkelanjutan, negeri sakura kesulitan menguatkan kontrak infrastruktur di Asia Tenggara.