Pejabat China Teriak Minta Batubara Indonesia saat Negaranya Kian Terpuruk karena Alami Krisis Ini hingga Harga Batubara Bakal Terus Mencekik Leher

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Xi Jinping dan PLA.

Intisari-Online.com - Gubernur Provinsi Jilin Han Jun di China berseru agar impor batu bara ditingkatkan.

Melansir Global Times, Selasa (28/9/2021), Han menuturkan bahwa semua langkah yang diperlukan harus diambil untuk meningkatkan impor batu bara dari Rusia, Mongolia, dan Indonesia.

Dia menambahkan, pemerintah provinsi berjanji untuk meningkatkan stok batu bara untuk memastikan aliran pasokan listrik lokal.

Provinsi terbesar di China Timur Laut memperingatkan krisis listrik yang memburuk pada Senin (11/10/2021), meskipun ada upaya pemerintah China untuk meningkatkan pasokan batubara.

Baca Juga: Bak Olok-olok Seluruh Dunia yang Sedang Kesusahan, ChinaBatalkan Perjanjian Penting Ini,Langsung Bikin Inggris Mencak-mencak, 'Kami Ditusuk dari Belakang!'

Pemerintah Provinsi Liaoning mengeluarkan peringatan kekurangan listrik tingkat tertinggi kedua pada Senin, dan menjadi yang kelima dalam dua minggu terakhir.

Kekurangan itu bisa mencapai hampir 5 gigawatt (GW).

Liaoning mengonsumsi listrik paling besar dari tiga provinsi yang membentuk kawasan industri terbaik di China.

Wilayah ini telah mengalami pemadaman listrik yang meluas sejak pertengahan September lalu.

Baca Juga: Baru Saja Izinkan China Tambang Seluruh Tambang Nikel dan Lithium, Dunia Malah Siap Singkirkan Baterai Ion-Lithium demi Sumber Energi Lebih Terbarukan Ini, Rugikah Indonesia?

Peringatan kekurangan daya listrik tingkat dua menunjukkan kesenjangan permintaan sebesar 10%-20% dari total permintaan.

Rebound dalam aktivitas ekonomi global ketika pembatasan COVID-19 dicabut telah mengekspos kekurangan bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit listrik di China dan negara-negara lain, membuat industri dan pemerintah berebut ketika belahan bumi Utara menuju musim dingin.

Harga batubara naik

Provinsi Liaoning juga mengeluarkan peringatan pemadaman listrik tingkat dua, ketika kesenjangan pasokan listrik harian mencapai 5,4 GW, membuat ratusan ribu rumahtangga tanpa listrik dan memaksa pabrik industri untuk menghentikan produksi.

Baca Juga: Bisa Sampai Bikin Komunis Angkat Kaki dari China, Terungkap Inilah Satu-satunya Alasan Tiongkok Tak Berani Hantam Langsung Taiwan Meski Dijamin Menang 100%

Kekurangan listrik mengikuti pengetatan pasokan dan meroketnya harga batubara, yang digunakan untuk menghasilkan lebih dari 70% listrik di wilayah tersebut.

Sementara pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) tidak digunakan karena kecepatan angin yang lambat.

Tenaga angin berkontribusi 8,2% dari total pembangkit listrik di Liaoning pada 2020.

Baca Juga: Kebelet Ingin Gempur Taiwan tapi Ogah Nyerang Duluan, Tentara China Kepergok Lakukan Hal Ini di Dekat Taiwan, Seolah Benar-benar Siap Perang dengan Taiwan

Pekan lalu, dua wilayah pertambangan batubara teratas China, Shanxi dan Mongolia Dalam, meminta lebih dari 200 perusahaan tambang untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memprioritaskan pasokan batubara ke pembangkit listrik di provinsi Timur Laut, termasuk Liaoning.

Analis dan trader, bagaimanapun, memperkirakan produksi batubara masih akan berkurang musim dingin ini.

(*)

Artikel Terkait