Dilaporkan pula beberapa pembunuh, pemerkosa, dan penjarah berjalan dalam kelompok-kelompok kecil di sepanjang jalan-jalan yang dipenuhi puing-puing melambai ke arah orang-orang Australia.
Tetapi, saat itu milisi tidak lagi membawa senapan yang konon mereka peroleh dari angkatan bersenjata Indonesia.
Para milisi pun tidak lagi mengacungkan parang, pisau atau pistol buatan mereka.
Bahkan ada sepasang suami istri yang dihadang oleh tentara Selandia Baru bersenjata lengkap di dermaga Dili tetapi menyerahkan pistol mereka tanpa argumen.
“Mereka pada dasarnya pengecut,” kata jurnalis Irlandia Robert Carroll, yang telah menghabiskan sembilan hari terakhir bersembunyi di Dili dan pegunungan di sekitarnya.
“Mereka melarikan diri ketika tentara sungguhan tiba," katanya.
Malam sebelumnya, milisi telah mengosongkan senapan mereka ke udara seperti yang mereka lakukan setiap malam sejak PBB mengumumkan bahwa 78,5 persen orang Timor Leste yang memenuhi syarat menolak pemerintahan Indonesia dan memilih untuk menjadi negara merdeka.
Mereka sempat membakar atau menghancurkan beberapa bangunan yang masih layak huni di kota itu, di mana 70.000 orang telah melarikan diri.