Penulis
Intisari-online.com - Sebelumnya Presiden China Xi Jinping sempat tawarkan untuk memberikan tawaran damai untuk reunifikasi Taiwan.
Namun, tampaknya hal itu tidak akan pernah terjadi karena China berencana untuk menyelesaikan masalah ini dengan perang.
Media pemerintah China baru-baru ini menerbitkan peringatan editorial bahwa "tidak ada cara lain selain menyelesaikan masalah Taiwan di medan perang".
Pernyataan ini terjadi, setelah pemimpin Taiwan tersebut menyatakan "tidak tunduk" kepada China.
Global Times mengeluarkan pesan peringatan setelah pernyataan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen.
Menurut Global Times menuduh "separatis" Taiwan meningkatkan ketegangan, memperingatkan bahwa "usaha Taiwan untuk menolak reunifikasi damai akan segera dipadamkan."
Presiden Tsai Ing-wen meminta Beijing untuk menghentikan apa yang disebut paksaan, menekankan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Kantor Tsai di Taipei juga menegaskan bahwa Taiwan bukan bagian dari China.
Mereka terus menolak usulan China untuk menerapkan mekanisme "satu negara, dua sistem" untuk mengatur negara,mengelola pulau ini.
Global Times mengutip pakar Zhang Wensheng, dari Universitas Xiamen, yang mengatakan bahwa pernyataan Tsai dimaksudkan untuk meningkatkan ketegangan.
"Jika Tsai terus bertindak seperti ini, China daratan tidak punya pilihan selain menyelesaikan masalah di medan perang," katanya.
Pada 11 Oktober, Harian Tentara Pembebasan Rakyat melaporkan latihan amfibi yang berlangsung selama beberapa hari terakhir di provinsi selatan Fujian.
Latihan tersebut melibatkan pasukan kejut, komando dan pasukan khusus.
Para prajurit dibagi menjadi beberapa kelompok, mengatur pendaratan untuk menduduki pantai dalam beberapa gelombang, melakukan misi tempur pada tahap yang berbeda.
Video, yang diterbitkan oleh harian militer China, menunjukkan tentara mendarat di pantai, melemparkan granat asap, menerobos pagar kawat berduri dan parit di pasir.
Latihan tampaknya tidak dilakukan pada 11 Oktober, karena saat itu provinsi Fujian sedang dilanda badai besar.
Provinsi Fujian merupakan wilayah strategis, diyakini sebagai tempat China akan melancarkan operasi amfibi untuk merebut kembali Taiwan jika terjadi konflik.
Pada 9 Oktober, Presiden China Xi Jinping menyatakan bahwa "penyatuan kembali Taiwan secara damai adalah tugas yang tidak perlu dipertanyakan lagi".
Pernyataan ini berbeda dengan pernyataan Xi sebelumnya, yang tidak menyebutkan penggunaan kekerasan.