Find Us On Social Media :

Kisah Cinta Terakhir Soekarno, Heldy yang Berawal dari Menjadi Anggota Barisan Bhineka Tunggal Ika hingga Dipinang Bung Karno, 'Allah Sudah Mempertemukan Kita'

By Tatik Ariyani, Selasa, 12 Oktober 2021 | 09:27 WIB

Heldy, Cinta Terakhir Bung Karno

Intisari-Online.com - Dalam buku biografi berjudul Heldy, Cinta Terakhir Bung Karno oleh Ully Hermono dan Peter Kasenda, Penerbit Buku Kompas, 2011 dikisahkan bagaimana kehidupan awal Heldy hingga ia bertemu dengan Bung Karno.

Heldy lahir sebagai bungsu dari sembilan besaudara anak-anak pasangan H. Djafar yang seorang pemborong terpandang di Tenggarong dan Hj. Hamiah, pada 10 Agustus 1947, yang merasa selalu mendapat curahan perhatian keluarga.

Saat Heldy duduk di bangku SMP, seorang tante (dalam bahasa Kalimantan adalah “mbok”), Mbok Nong, yang dianggap pandai meramal, mengatakan kepada Ibu Heldy, “Wah, anakmu ini kelak jika dewasa akan mendapatkan orang besar. Jadi tolong dijaga baik-baik ya.”

Si bungsu yang cantik dan berkulit putih itu selalu dilindungi dan dimanjakan.

Baca Juga: Sampai Dituduh Khianati Prinsip Politik Bebas Aktif, Inilah Saat Pemerintahan Bung Karno 'Takluk' oleh Kebijakan Barat, Aksi Diam-diam Menlu Ini Pemicunya

Tamat sekolah dasar (waktu itu disebut Sekolah Rakyat), Heldy melanjutkan ke SMP Gunung Pedidi di Jln. Rondong, Demang, Tenggarong.

Menjelang naik ke kelas 3, terjadi proses nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda. Ayah Heldy yang bekerja di perusahaan Belanda Oost Borneo Maatschapij (OBM) pun berhenti.

Setelah lulus SMP, Heldy yang sudah 16 tahun pun pergi mengikuti jejak kakak-kakaknya ke Jakarta untuk menuntut ilmu. Ia bercita-cita menjadi desainer interior.

Dari Samarinda naik kapal menyusuri sungai menuju Balikpapan, lalu dari Pelabuhan Semayang, Balikpapan, naik kapal laut Naira yang besar.

Baca Juga: Sampai Membuat Sosok yang Menemuinya di Halim Kecewa, Keputusan Presiden Soekarno Ini Dianggap sebagai Titik Balik Penting Peristiwa G30S