Intisari-Online.com - Pandemi virus corona sekarang sudah berada pada nyaris tahun kedua, namun asal usul penyakit yang disebut Universitas Johns Hopkins telah menewaskan hampir 5 juta orang ini, masih tetap menjadi misteri.
Pada awal pandemi, para ilmuwan menyatakan SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar kemudian melompat ke hewan perantara yang disebut kemungkinan besar adalah trenggiling, sebelum akhirnya menginfeksi manusia.
Namun saat pandemi berkembang, teori lain pun muncul, yakni wabah dimulai karena kebocoran laboratorium di kota Wuhan di China, tempat kasus pertama penyakit itu dilaporkan, atau bahwa penyakit itu merupakan buatan manusia.
Kedua hipotesis ini telah dibantah karena dianggap sebagai teori konspirasi liar, lantaran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan 'sangat tidak mungkin' Covid-19 menjadi virus 'buatan manusia'.
Namun sejak musim semi, telah terjadi perubahan sikap terhadap skenario kebocoran laboratorium, yang dimulai setelah The Wall Street Journal menuliskan kutipan dari dokumen yang sebelumnya tidak diungkapkan.
Dokumen ini ditulis oleh komunitas intelijen AS, yang berisi tentang 3 karyawan Institut Virologi Wuhan mencari perawatan medis untuk penyakit yang mirip dengan Covid-19 pada 3 minggu sebelum otoritas China melaporkan kasus pertama Covid-19.
Terlepas dari itu, para ilmuwan pun memberikan penjelasan berbeda, termasuk yang menunjukkan bahwa virus tersebut muncul karena kebocoran di laboratorium China.
Melansir Tribunnews.com, sementara sekelompok ilmuwan Prancis menyebut SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 tidak berasal dari gua di provinsi Yunnan, China.