Find Us On Social Media :

Kisah Tragis Cinta Kaisar China dengan Yang Guifei, Wanita Paling Cantik dan Terkenal dalam Sejarah Kekaisaran Tiongkok, Begini Akhir Hidupnya

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 7 Oktober 2021 | 08:00 WIB

Kisah tragis cinta Kaisar China dengan Yang Guifei, wanita tercantik sepanjang sejarah kekaisaran Tiongkok.

 

Intisari-Online.comYang Guifei, merupakan kekasih Kaisar Xuanzong dari Dinasti Tang, merupakan salah satu wanita paling cantik dan terkenal dalam sejarah Kekaisaran China.

Dia terkenal karena kisah cintanya dengan Kaisar, meskipun awalnya menikah dengan putranya, Li Mao.

Namun, meskipun wanita cantik ini adalah istri putranya, karena terpesona dengan kecantikannya, akhirnya sang Kaisar pun menjadikannya permaisuri kekaisaran.

Wanita cantik ini akhirnya menikmati kehidupan mewah setelah menjadi permaisuri Kaisar Xuanzong.

Baca Juga: Tiap Malam Kerap Mendengar Suara Aneh Dari Kandang Babi, Pria Ini Syok Setelah Memeriksanya, Ternyata Ada Kuburan Orang Besar China Ini, Lebih Syok Setelah Tahu Penyebab Suara Aneh Tersebut

Namun, dia pun menjadi korban intrik istana, yang akhirnya menyebabkan kematiannya.

Kisahnya dengan Kaisar pun menjadi legenda yang bertahan selamanya.

Yang Guifei lahir pada tahun 719 M pada masa pemerintahan Dinasti Tang dan Kaisar Xuanzong, dengan nama asli Yang Yuhuan.

Dia lahir dari seorang pejabat Sichuan dari garis pejabat yang kakek buyutnya adalah Yang Wang, pejabat terkenal dalam Dinasti Sui.

Baca Juga: Kisah Kaisar China Dibuat Keheranan Mengetahui Mantan 'Wanita Pemuas' Menjadi Ratu Bajak Laut yang Ditakuti Pelaut dengan Ribuan Pasukan

Meski masih menjadi perdebatan, namun banyak yang percaya bahwa tempat kelahirannya adalah Yongle, Puzhuo, ada juga yang menyatakan tempat lahirnya di Shu.

Yang jelas, dia dibesarkan di wilayah Yongle, di timur laut China.

Ayah Yang, Xuanyan, adalah seorang petugas sensus, tidak memiliki anak laki-laki dan memiliki empat anak perempuan.

Ketika dia pindah ke prefektur Shu, keluarganya ikut bersamanya.

Setelah ayahnya meninggal, pada usia yang cukup muda, pamannya, seorang pejabat rendahan di Kotamadya Henan, merawatnya.

Pada tahun 736 M, Yang Yuhuan menikah dengan Pangeran Shu yang berusia 16 tahun, Li Mao, putra ke-18 Kaisar Xuanzong.

Ibu pangeran adalah Selir Wu. Karena ibu Li Mao telah menuduh tiga putra Kaisar melakukan pengkhianatan, ayahnya tidak pernah membuatnya menjadi pewaris.

Setelah Wu meninggal, Kaisar Xuanzong merasa sedih. Di tengah kesedihannya, dia bertemu Yang Yuhuan.

Yang berusia 19 tahun ketika bertemu Kaisar, yang berusia 53 tahun.

Baca Juga: Ambisi Hidup Abadi Kaisar China, Korbankan 6000 Perawan Demi Dapatkan Ramuan, Tapi Malah 'Berjumpa' Malaikat Kematian

Kaisar langsung terpesona oleh kecantikannya dan memutuskan untuk menyimpannya untuk dirinya sendiri.

Tetapi saat itu, Yang menyandang gelar putri Shu.

Ketika Kaisar jatuh cinta pada Yang, dia memutuskan untuk membuat pernikahan Yang Yuhuan batal demi hukum.

Karena dia khawatir akan ada kemarahan dari istana karena mengambil istri putranya, Kaisar Xuanzong memutuskan untuk membuat Li Mao menyerahkannya dan kemudian menjadikannya seorang biarawati Tao.

Rencana Kaisar sederhana: biarkan beberapa waktu berlalu dan kemudian menjadikan Yang Yuhuan selirnya sendiri.

Yang Yuhuan tinggal di kuil Tao di halaman  Kekaisaran.

Dalam penyamarannya, dia bisa melakukan kunjungan di malam hari ke kamar tidur Kaisar, yang dilakukannya selama hampir tujuh tahun.

Pada tahun 745 M, Li Mao menikah lagi, dan Yang Yuhuan secara resmi dipindahkan ke harem Kaisar Xuanzong.

Di sana dia dihormati dengan gelar "Guifei," yang berarti bahwa dia adalah permaisuri kekaisaran yang menjadi favorit Kaisar.

Baca Juga: Makam Kaisar China yang Cenderung Lakukan Kekerasan dan Miliki Hasrat Besar Terhadap Wanita Ini Akhirnya Diidentifikasi, Begini Penjelasan Para Arkeolog

Setelah menjadi Yang Guifei, dia mencari keluarganya, ketiga saudara perempuannya diberi gelar, dan anggota keluarga lainnya juga dihormati, menikmati gaya hidup yang istimewa dan mewah.

Sepupu Yang Guifei yang sangat disukai, menjadi perdana menteri.

Namun, sejarawan percaya bahwa sepupu itu tidak cocok untuk peran perdana menteri dan mempercepat penurunan kekaisaran dan pemberontakan.

Dengan posisinya yang tanpa saingan, Yang Guifei menjalani kehidupan yang mewah.

Dia memiliki 700 pekerja bordir dan penenun sutra untuk merancang pakaiannya secara khusus.

Dia diberi kasim yang terkuat untuk menahan tali kekangnya jika dia berkuda.

Kaisar Xuanzong sangat menyayangi permaisurinya.

Dia mengirim dekrit kekaisaran kepada pejabat untuk membawa leci dari jauh untuk  Yang Guifei, karena permaisurinya itu menyukai leci.

Para pejabat pun tergesa-gesa memenuhi permintaan yang melelahkan itu.

Baca Juga: Nafsu Bagai Kuda Tetapi Bertenaga Ayam, Beginilah Akhir Tragis Kaisar China yang Tiap Malam Nekat Berhubungan Badan dengan Ribuan Selirnya

Kaisar juga memberinya hadiah mewah, seperti burung putih langka.

Yang Guifei dan Kaisar juga berbagi kecintaan pada seni, dan dia menulis beberapa komposisi musik untuk Kaisar.

Yang juga adalah penari hebat dan pemain pipa, alat musik yang mirip dengan kecapi.

Meskipun Yang Guifei disukai Kaisar, akhirnya  Yang diusir dari istana pada dua kesempatan ketika Kaisar tidak senang padanya.

Pengusiran pertama terjadi karena Yang cemburu pada setiap wanita yang diminati Kaisar.

Karena kecemburuannya, dia terpaksa pergi ke rumah sepupunya.

Namun, pengusirannya itu berlangsung singkat, karena Kaisar menyadari bahwa dia tidak bisa hidup tanpa Yang, jadi dipanggilnya kembali permaisurinya itu.

Kedua kalinya, Yang diasingkan ketika dia melewati batas dan memainkan seruling giok, milik kerabat Kaisar. Namun, pengusiran ini juga singkat.

Yang mengirim seikat rambutnya pada Kaisar Xuanzong, yang takut bila permaisurinya itu melukai dirinya sendiri, Kaisar memanggilnya kembali.

Baca Juga: Terletak di Kota Beijing, Inilah 'Kawasan Terlarang' di China yang Diyakini Tempat Kejahatan dan Perzinaan Bangsawan China, Konon Hal Mengerikan Akan Terjadi Menjelang Malam Hari

Kaisar rupanya tidak tahan bila harus berpisah dari Yang Guifei.

Kematian tragis Yang Guifei

Karena pengaruh wanita itu terhadap Kaisar, pejabat istana selalu berusaha untuk memajukan posisi mereka sendiri.

An Lushan adalah salah satu pejabat tersebut, dia adalah gubernur militer dan jenderal distrik perbatasan.

Yang mempromosikan pria itu dengan berpikir bahwa dia ramah dan tidak berbahaya.

Rupanya An Lushan menginginkan takhta, maka dia pun mulai merekrut pasukannya sendiri.

Melansir historicmysteries, setelah serangkaian bencana alam pada tahun 755 M, ia melancarkan pemberontakan untuk menyingkirkan menteri-menteri istana yang jahat.

Pasukannya menaklukkan ibuko Chang’an, dan dia memproklamirkan dirinya sebagai Kaisar.

Sementara Yang Guifei, Kaisar Xuanzong, dan perdana menterinya pergi  ke Sichuan.

Baca Juga: Saat Balita Sudah Naik Tahta, Kaisar Terakhir China Ini Alami Hidup yang Sangat Tragis: Jadi Kaisar 'Boneka' Jepang Saat Perang Dunia II dan Hampir Dieksekusi Negaranya Sendiri

Pasukan An Lushan menangkap mereka semua dan membunuh perdana menteri, sepupu Yang Guifei, bahkan bermaksud membunuh Yang Guifei juga.

Kaisar mengkhawatirkan kematiannya sendiri dan terpaksa menerima kenyataan bahwa Yang Guifei harus mati.

Yang Guifei kemudian mengucapkan selamat tinggal kepada Kaisar untuk terakhir kalinya dan kemudian menggantung dirinya sendiri atau dicekik oleh salah satu pelayan Kaisar.

Saat itu Yang Guifei baru berusia 38 tahun.

Yang Guifei dimakamkan di pinggir jalan tanpa peti mati, sebelum dimakamkan lagi di Chang’an oleh Kaisar baru Dinasti Tang.

Baca Juga: Demi Menjaga Suksesi Kerajaan, Kaisar China Wajib Tiduri 121 Wanita dalam Waktu 15 Hari, Semalam Bisa Bercinta dengan 9 Wanita, Jadwalnya Sangat Gila

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari