Penulis
Intisari-Online.com - Militer Iran dikenal sebagai salah satu negara militer terkuat di dunia.
Tidak heran militer Iran sering melakukan latihan perang dan latihan militer.
Namun latihan perang dan latihan militer yang satu ini sedikit berbeda dengan sebelumnya.
Di mana Angkatan Darat Iran telah meningkatkanlatihan perang dengan latihan militer di perbatasan dengan Azerbaijan.
Dan latihan militer di bagian barat laut negara itu menghadirkanyang dihadiri truk lapis baja, baterai artileri, drone UAV, dan unit peperangan elektronik.
Setelah menambah peralatan militer di lapangan, Angkatan Darat Iran juga didukung oleh helikopter tempur dalam latihan yang diberi nama kode: Fatehan-e Khaybar (Penakluk Khaybar).
Apa rencana militer Iran sekarang?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Minggu (3/10/2021),beberapa pejabat Iran mengklaim latihan perang itu murni operasional rutin.
Namun pejabat Iran yang lain mengisyaratkan latihan militer itu karena memburuknya hubungan antara Teheran dan tetangga utaranya, Azerbaijan.
Pada hari Rabu, Brigadir Jenderal Mohammad Pakpour, komandan pasukan darat Korps Pengawal Revolusi Islam, mengatakan bahwa mereka tidak akan mentolerir negara tetangga berubah.
Termasuk menjadi basis untuk kehadiran dan kegiatan anti-keamanan dari rezim Zionis palsu.
Menambah prioritas keamanan Republik Islam, Brigadir Jenderal Kiomars Haydari menyatakan kekerasan non-negara regional juga berada di daerah tersebut.
“Kehadiran proksi rezim Zionis secara terbuka dan terselubung dan kemungkinan sejumlah besar teroris Daesh (ISIS) di negara-negara regional menambah pentingnya latihan ini,” kata Jenderal Haydari.
“Karena kami tidak yakin apakah mereka telah meninggalkan daerah itu, latihan ini bisa menyampaikan pesan kepada mereka."
"Mereka dan Zionis harus tahu bahwa mereka tidak memiliki tempat di kawasan itu."
"Dan bahwa angkatan bersenjata Republik Islam Iran cukup sensitif terhadap mereka, dan akan berurusan dengan mereka jika sampai terjadi.”
Iran memang menuduhAzerbaijan menjadi sekutu Israel dan menyebutkan 'Rezim Zionis'.
Apalagi setelahpesawat tak berawak Israel telah diberikan ke Azerbaijan, dan digunakan dalam konflik baru-baru ini di wilayah Nagorno-Karabakh melawan Armenia.
Israel baru-baru ini memperkuat hubungannya dengan Azerbaijan.
Dan ini bisa memberikan keuntungan bagi Tel-Aviv karena memiliki sekutu geopolitik yang dekat dengan Iran.
SelainAzerbaijan, Israel juga mulaimenormalkan hubungan dengan berbagai negara Arab.
Termasuk Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), dan Maroko.
Melihat hal itu, rasanya pantas jika militer Iran mulai bersiap-siap.
Apalagi Iran masih beradadi bawah sanksi berat yang dikenakan AS setelah penarikan JCPOA oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Sehingga negara ini hanya bergantung pada strategi dan perangkat keras pertahanan dalam negeri.
Walau begitu,Brigadir Haydari percaya diri militer Iran yang menggunakan alat-alat lokal tidak kalah hebatnya.
Sebab, alat-alat militer itu bisapenerbangan drone tahan lama yang dapat mencapai target dengan akurasi tepat, sistem peperangan elektronik yang dapat digunakan dalam tindakan defensif atau ofensif, serta pengenalan balistik anti-tank baru.