Find Us On Social Media :

Kisah Para Perempuan Timor Leste: 'Langgar Tradisi' untuk Selamatkan Diri dari Perbudakan Nafsu Jepang pada Perang Dunia II

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 1 Oktober 2021 | 20:56 WIB

ilustrasi wanita Timor Leste

Melansir Vice.com, wanita di distrik Malaka, Timor Leste, biasa menato diri mereka sendiri ketika mereka menikah.

Yakni dengan menorehkan motif jaring-jaring rumit untuk menandai diri mereka sudah bersuami.

Ini merupakan tradisi warisan dan menggambarkan filosofi suatu suku.

Ada yang melambangkan rumah adat. Ada yang melambangkan alam.

Ketika tentara Jepang tiba di Malaka, wanita-wanita lajang mulai 'melanggar tradisi' dengan menato diri mereka meski belum menikah.

Baca Juga: Pemuda Timor Leste Cenderung Pindah ke Negara Lain untuk Mencari Kerja, Memangnya Seperti Apa Keadaan Perekonomian dalam Negeri?

Ini menyelamatkan mereka dari rumah bordil Tentara Kekaisaran Jepang dan sistem yang menarik sedikitnya 20.000 wanita dan sebanyak 410.000 ke dalam industri masa perang yang tragis ini.

Praktik mencuri perempuan di wilayah pendudukan untuk perbudakan seksual diduga dijadikan praktik standar untuk mencegah insiden internasional lain seperti yang terjadi pada tahun 1937.

Tepatnya ketika pasukan Jepang mrudapaksa dan membantai orang-orang Nanjing, China, ketika sedang dikepung.

Baca Juga: Asal-usul Orang Timor Leste, Pada 40.000 SM Orang Vedo-Australoid yang Berhubungan dengan Sri Lanka Tiba di Bumi Lorosae

(*)