Find Us On Social Media :

Bakal Jadi Simbol Paripurna Kekayaan Orang-orang Terkaya Sejagat, Superyacht Ini Bikin Nuklir yang Menakutkan Menjelma Jadi Calon Penyelamat Bumi, Kok Bisa?

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 28 September 2021 | 17:39 WIB

Earth 300 adalah proyek sangat ambisius bikinan Aaron Olivera.

“Saat ini, baik komputasi kuantum maupun reaktor garam cair belum pernah dipasang di kapal,” kata Olivera.

“Keduanya membutuhkan tingkat teknik yang ekstrem untuk mencapai tahap itu."

"Kemudian kita dapat berbicara tentang fakta bahwa kapal ini akan dilengkapi satu juta sensor di atasnya."

"Pada dasarnya akan dibangun sebagai komputer terapung dan itu akan menantang.”

Tak satu pun dari teknologi ini yang murah, tentu saja.

Eksekutif Earth 300 percaya kapal itu akan menelan biaya hingga Rp 10 triliun.

Baca Juga: PPKM Terus Berlanjut, Sedangkan Kasus Covid-19 Masih Terus Bertambah, Ilmuwan Beberkan Kapan Indonesia Bisa Bebas dari Pandemi, Ini Syaratnya

Investasi swasta dan sejumlah kemitraan membantu mendanai proyek tersebut, tetapi mereka juga akan menjual tiket VIP kepada turis kaya.

Dengan Rp 42 miliar, Anda dapat membeli pelayaran VIP 10 hari di kapal, tinggal di tempat mewah dengan kursi barisan depan untuk ilmu yang mengubah permainan.

Olivera dan timnya percaya bahwa pemikiran radikal diperlukan untuk memperkuat penelitian baru dan minat baru dalam perubahan iklim, dan kelangsungan hidup kehidupan di Bumi.

Sementara Elon Musk dan Jeff Bezos mengincar Bulan, Mars, dan sekitarnya, Olivera memfokuskan usahanya di planet biru ini.

“Kita hidup pada momen penting dalam sejarah manusia dan menghadapi tantangan terbesar bagi peradaban kita sejak awal umat manusia,” kata Olivera.

Baca Juga: Sempat Bernasib Seperti Indonesia, Negara Asia Tenggara Ini Malah Ingin Ikuti Jejak Singapura Hidup Bersama Covid-19, Apa Kata Ilmuwan?

“Tetapi kita juga hidup di masa di mana kita memiliki akses ke talenta, alat, dan teknologi untuk mengatasi tantangan signifikan apa pun."

"Kami tidak melihat alasan untuk tidak berpikir besar, kami ingin membangunkan dunia dan membawa kesadaran baru yang memungkinkan kami untuk melihat diri kami sebagai biosfer di mana kami dapat berkumpul dan memecahkan masalah apa pun.”

(*)