Penulis
Intisari-Online.com - Lagu kebangsaan Timor Leste berjudul 'Patria, artinya Tanah Air.
Lagu yang dibuat oleh Francisco Borja da Costa ini diadopsi ketika Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan sepihak dari Portugal pada tahun 1975.
Kemerdekaan yang dideklarasikan sepihak oleh Fretilin itu sendiri hanya 'seumur jagung'.
Wilayah Timor Leste segera diserbu pasukan Indonesia tak lama setelah deklarasi Fretilin.
Selama 24 tahun setelah invasi oleh Indonesia, seperti banyak diketahui, Timor Leste menjadi bagian wilayah Indonesia sebagai provinsi termuda saat itu.
Tentunya, selama masa-masa itu, lagu kebangsaan Patria 'tersingkir'.
Lagu kebangsaan Indonesia, 'Indonesia Raya' secara resmi digunakan di wilayah Timor Leste yang saat itu menjadi Provinsi Timor Timur.
Tetapi, setelah Timor Timor melepaskan diri Indonesia melalui Referendum tahun 1999, lagu 'Patria' kembali menjadi lagu kebangsaan negara baru Timor Leste.
Seperti halnya di negara-negara lain, lagu kebangsaan Timor Leste ini dikumandangkan setiap momen penting negara, misalnya perayaan hari kemerdekaan atau ulang tahun referendum Timor Leste.
Contohnya pada 2019 (sebelum pandemi Covid-19), ribuan orang hadir di Tasi Tolu ('Tiga Danau'), di luar Dili, Timor Leste, di malam hari ulang tahun Referendum Timor Leste, untuk merayakan ulang tahun ke-20 Pemungutan suara yang memberi kemerdekaan kepada Timor Leste tersebut.
Seperti apa lirik lagu kebangsaan Timor Leste tersebut?
Rupanya, lagu kebangsaan Timor Leste awalnya dinyanyikan secara eksklusif dalam bahasa Portugis, namun sekarang ada versi Tetum, bahasa lokal Timor Leste.
Baca Juga: Pijat Hidung Tersumbat dan Cara yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Kondisi Tak Nyaman Ini
Berikut ini lirik 'Patria' versi Portugis (asli)
Pátria, Pátria, Timor-Leste, nossa Nação.Gloria ao povo e aos heróis da nossa libertação.Pátria, Pátria, Timor-Leste, nossa Nação.Gloria ao povo e aos heróis da nossa libertação.
Vencemos o kolonialismo, gritamos:Abaixo o imperialismo.Terra livre, povo livre,Não, não, não exploração.
Avante unidos firmes dan decididos.Na luta kontra o imperialismoO inimigo dos povos, até vitória final.Pelo caminho da revolução.
Sedangkan, berikut ini versi bahasa Tetum dari lagu 'Patria':
Pátria, Pátria, Timór-Leste, ita-nia Nasaun.Glória ba Povu no ba ita-nia eróis libertasaun nasionál.Pátria, Pátria, Timór-Leste, ita-nia Nasaun.Glória ba Povu no ba ita-nia eróis libertasaun nasionál.
Ita manán hasoru kolonializmu, ita hakilar:Hatuun imperializmu.Rai livre, Povu livre,Lae, lae, lae ba esplorasaun.
Bá oin hamutuk, laran-metin no barani.Halo funu hasoru imperializmuInimigu Povu hotu-hotu nian, to'o vitória finálLiu dalan revolusaun.
Artinya dalam bahasa Indonesia:
Tanah Air, Tanah Air, Timor Timur Bangsa kita.Kemuliaan bagi orang-orang dan para pahlawan pembebasan kita.Tanah Air, Tanah Air, Timor Timur Bangsa kita.Kemuliaan bagi orang-orang dan para pahlawan pembebasan kita.Kami mengalahkan kolonialisme , kami menangis:turun dengan imperialisme !Tanah bebas, orang bebas,Tidak, tidak, tidak untuk eksploitasi.Marilah kita maju, bersatu, teguh dan bertekadDalam perjuangan melawan imperialisme,yang musuh dari orang-orang , sampai kemenangan akhir,maju ke revolusi.
Tentang Francisco Borja da Costa, Pencipta Lagu 'Patria'
Francisco Borja da Costa merupakan penyair sekaligus aktivis politik di Timor Leste
Di Fretilin, ia menjabat sebagai Sekretaris Informasi di komite nasional.
Selain lagu kebangsaan Republik Demokratik Timor Leste, Borja da Costa juga merupakan seorang penyair yang melahirkan berbagai karya.
Sebagian besar karyanya ditulis dalam bahasa tetum, bahasa asli Timor Leste dan kini bahasa nasionalnya.
Baca Juga: Cara Melihat RAM HP Xiaomi, Ikut Langkah-langkah di Bawah Ini
Salah satu karya Borja da Costa yang paling terkenal adalah puisi berjudul "Um Minuto de Silêncio" (A Minute of Silence).
Menciptakan lagu 'Patria' yang terus dikumandangkan Timor Leste sebagai lagu kebangsaan, sosok ini terus dikenang oleh rakyat Timor Leste.
Ia meninggal pada 8 Desember 1975, saat itu usianya 29 tahun. Disebut, ia dibunuh di Dili oleh pasukan Indonesia yang menginvasi bekas jajahan Portugis ini
Meski terjadi hampir setengah abad lalu, suara-suara untuk menuntut keadilan atas kematiannya masih terus terdengar.
(*)