Penulis
Intisari-Online.com -Kesepakatan tiga negara Amerika Serikat, Australia dan Inggris atau AUKUS yang memberikan kapal selam nuklir untuk Australia telah membuat panik satu dunia.
Terutama negara sekitar Australia yaitu Indonesia dan sekitarnya.
Mengutip Free Malaysia Today, Malaysia rupanya diseru pakar untuk bergabung dengan Indonesia membicarakan kesepakatan AUKUS itu.
Lam Choong Wah, mantan rekan peneliti di Research for Social Advancement Centre mengatakan jika para menteri pertahanan ASEAN seharusnya bertemu dalam pertemuan mendesak mendiskusikan perkembangan terbaru ini.
"Indonesia juga sudah menyuarakan suara mereka terhadap hal ini. Kita seharusnya mengadopsi arti multilateral untuk menghadapi hal ini.
"Malaysia juga bisa memanggil PBB dan Badan Energi Nuklir Internasional (IAEA) untuk diskusi," ujarnya.
Anggota parlemen juga harusnya membentuk kelompok bipartisan guna memonitor perkembangan setelah pengumuman dari Australia hendak membeli kapal selam nuklir sebagai bagian persekutuan keamanan yang baru.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mewanti-wanti terkait rencana Australia dalam telepon dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison kemarin.
Ia mengatakan kesepakatan itu nanti akan menimbulkan persaingan senjata nuklir di wilayah Indo-Pasifik.
Lam mengatakan Malaysia seharusnya menerapkan zona netral ASEAN yang melarang penggunaan kapal bertenaga nuklir di wilayah itu.
Ia mengatakan Malaysia sejauh ini tidak menyatakan larangan pada kapal bertenaga nuklir.
"Faktanya, Malaysia secara teratur melakukan latihan gabungan militer melibatkan kapal induk AS bertenaga nuklir dan juga kapal selam bertenaga nuklir milik Angkatan Laut Inggris," ujar pria tersebut.
Sementara itu wakil deputi menteri pertahanan Liew Chin Tong yang juga menjadi komite keamanan Pakatan Harapan, mengatakan deklarasi jelas oleh Malaysia terkait isu tersebut akan penting bagi perdamaian wilayah.