Dirikan Organisasi yang Jadi Cikal Bakal PKI, Inilah Henk Sneevliet dan Kisah Kedatangannya ke Nusantara

Khaerunisa

Penulis

Intisari-Online.com - Telah dibubarkan pada 12 Maret 1966, Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia.

PKI dibentuk pada 23 Mei 1914, berawal dari sebuah organisasi bernama Indische Social Democratische Vereniging (ISDV).

Organisasi itulah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya PKI.

Henk Sneevliet adalah sosok yang mendirikan ISDV.

Baca Juga: Sama-Sama Berlandaskan Komunis, Terkuak Inilah Pembicaraan Petinggi PKI dengan Presiden China Mau Zedong, Ribuan Senapan hingga Bom Nuklir Ditawarkan China ke Indonesia

Ia memiliki misi untuk menanamkan paham marxisme-komunisme terhadap perjuangan nasional Indonesia.

Cara yang Sneevliet lakukan yaitu dengan menyebarkan pemahamannya tersebut melalui organisasi buruh kereta api di Semarang.

Seiring waktu, nama organisasi ini diubah, mulai dari Perserikatan Komunis di Hindia (PKH), hingga menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH), yaitu pada kongres ISDV di Semarang, Mei 1920.

Baca Juga: Tak Heran China Marah Besar, Dibalik Kesepakatan Amerika di Australia, Terkuak Ada Senjata yang Disebut-sebut Sebagai 'Penangkal China', Apa Itu?

Semaun menjadi ketua dalam partai tersebut, dibantu Darsono sebagai wakil.

Semaun sendiri merupakan salah satu tokoh penting dalam sebuah organisasi bernama Sarekat Islam.

Kemudian pada kongres Komintern kelima tahun 1924, nama organisasi ini kembali diubah, yaitu menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pada tahun 1948, Pemberontakan PKI Madiun terjadi karena dilatarbelakangi oleh jatuhnya Kabinet Amir Syafruddin yang tidak lagi didukung setelah kesepakatan Perjanjian Renville pada 1948.

Baca Juga: Tak Heran China Marah Besar, Dibalik Kesepakatan Amerika di Australia, Terkuak Ada Senjata yang Disebut-sebut Sebagai 'Penangkal China', Apa Itu?

Meski begitu, terjadinya pemberontakan tersebut tidak menyurutkan dukungan bagi PKI.

Bahkan pada pemilu 1955, PKI menduduki tempat keempat dengan perolehan 16 persen dari keseluruhan suara yang ada.

Namun, partai ini menemui akhirnya usai terjadinya peristiwa bersejarah Indonesia lainnya, tak lain Peristiwa G30S.

Presiden Soekarno sempat berusaha untuk meyakinkan bahwa PKI tidak terlibat sebagai partai dalam kejadian tersebut, tetapi Partai ini pada akhirnya tetap dilarang dan dibubarkan.

Baca Juga: Coba Teknik Ini Sebelum Tidur, Letakkan Minyak Kelapa pada Pusar Selama 15 Menit, Hasilnya Sungguh Tak Terduga!

Profil Henk Sneevliet, Pendiri PKI

Sosok yang dikenal membawa ideologi sosialis ke Indonesia ini lahir di Belanda pada tahun 1883.

Ia dilahirkan dari latar belakang keluarga yang miskin.

Setelah menamatkan sekolahnya, ia bekerja di industri kereta api di Zutphen, Belanda.

Terjun disebuah industri membuat dirinya mengenal tentang lingkungan dan bagaiamana orang-orang buruh itu menjalani kehidupannya.

Baca Juga: Kini Mantap Kembangkan Senjata Nuklir Bersama Inggris dan AS, Australia Lupa Inggris Pernah Tumbalkan Mereka Hanya Untuk Jadi Uji Coba Bom Nuklir yang Hanguskan Ribuan Orang, Kisahnya Mengerikan

Kondisi seperti itulah yang kemudian membawa dirinya menjadi seorang sosialis yang radikal dan komunis.

Henk Sneevliet memulai kariernya dengan bekerja di industri kereta api di Belanda.

Dari pekerjaan itu lah yang membawa dirinya mengenal Nederlandse Vereniging van Spoor-en Tramweg Personeel (NVSTP) atau Perhimpunan Buruh Kereta Api di Belanda dan Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP) atau Partai Buruh Sosial Demokrat.

Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada 1907 ia terpilih untuk mewakili SDAP.

Baca Juga: Kekejaman Kempetai, Polisi Militer Paling Bengis yang Gemar Membunuh Orang Tanpa Alasan Jelas Termasuk Para Wanita, Semua Dianggap Bersalah

Tak butuh waktu lama tepatnya pada 1911 ia terpilih menjadi pemimpin serikat buruh Belanda.

Di bawah kepemimpinannya, ia menginisiasi terjadinya aksi mogok para pelaut pada 1911.

Akan tetapi, Henk Sneevliet yang dikenal sebagai pemimpin yang radikal sehingga dirinya menjabat tidak terlalu lama.

Hal ini lantaran adanya konflik internal, hingga kemudian dirinya seperti terasingkan dari lingkungannya.

Baca Juga: Sejarah Mengerikan Bulgaria: Khan Krum Bersulang dengan Piala Tengkorak Manusia yang Dihiasnya dengan Permata untuk Rayakan Kemenangan Atas Bizantium

Ia pun kemudian memutuskan untuk meninggalkan Belanda dan menuju ke Hindia Belanda (Nusantara) pada 1913.

Kala itu usia dirinya baru 30 tahun dan mulai kariernya di sini dengan bekerja sebagai editor di Soerabaiaasch Handelsblad.

Meski bekerja sebagai editor, ia juga sering bergaul dengan para buruh kereta api Vereniging van Spoor-en Tramweg Personeel (VSTP).

Tak butuh waktu lama, ia mempunyai teman-teman yang satu faham dengannya yakni sosialis.

Baca Juga: Bikin Mossad Pontang-Panting 'Curi Formula Rahasia,' Inilah Jet Tempur Kfir si Singa Langit Israel, Saking Bagusnya hingga Dipinjam Marinir Amerika Serikat

Mereka adalah J.A. Brendsteder, H.W. Dekker, dan Piet Bergsma, ketiganya juga berasal dari Belanda.

Pada 9 Mei 1914 ia bersama dengan teman-teman sosialisnya berkumpul di Marine Gebouw Surabaya.

Dari pertemuan itulah kemudian berdirilah Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV).

Sebuah organisasi yang menjadi cikal bakal Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca Juga: Sejarah Yahudi Kuno: Dewa Marduk yang Disebut-sebut Dalam Mantera, Doa, dan Puisi, Saksi Bisu 'Bukti' Perlawanan Babilonia ke Asyur

(*)

Artikel Terkait