Penulis
Intisari-onlie.com - Sebelumnya Indonesia dibuat kopals akibat masuknya varian delta dari India.
Ini pun membuat Indonesia seolah kebobolan, karena setelah berupaya mengurangi penambahan pasien Covid-19.
Varian baru Covid-19 yang disebut varian Delta membuat Indonesia kembali mengalami kondisi parah, sampai kembali menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Padahal PPKM belum usai, Indonesia sudah kembali kemasukan varian baru Covid-19 yang disebut varian Mu.
Menurut laporan Kontan pada Rabu (8/9/21) mengatakan Varian Mu, sudah resmi masuk ke Indonesia.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksonoi Harbuwono justru menyebut varian baru virus Corona Mu atau B.1.621 belum terdeteksi di Indonesia.
Ini diketahui setelah melakukan pelacakan, dilakukan pemeriksaan 7.000 sampel menggunakan metode whole genome sequenching (WGS).
"Beberapa tempat di sekitar kita varian Mu ini belum terdapar, kita sudah melakukan genome sequencing terhadap 7.000 orang di seluruh Indonesia dan belum ditemukan varian Mu," katanya, Senin (6/9/21).
Dante menyebutkan, dalam konteks laboratorium varian Mu memiliki resistensi terhadap vaksin.
Namun penyebarannya tidak sebesar varian Delta.
"Mudah-mudahan varian Mu abortif seperti varian Lambda beberapa waktu lalu di Peru," katanya.
Menurut The Guardian, Rabu (1/9/21) varian Mu atau B.1.621 pertama kali diidentifikasi di Kolombia Januari 2021.
Dilaporkan muncul di beberapa negara bagian di Amerika Selatan, di luar Amerika juga dilaporkan ada kasus varian Mu, seperti, Inggris, Eropa, AS dan Hong Kong.
Dalam buletin mingguan WHO, tentang Pandemi menyebutkan varian tersebut memiliki kemampuan menunjukkan dirinya lebih tahan vaksin, seperti Beta.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih untuk memeriksa varian Mu.
Menurut France24, Rabu (1/9/21) ada kekhawatiran yang meluas tentang munculnya mutasi virus baru ini.
Hal ini disebabkan karena tingkat infeksi kembali meningkat secara global, terlebih dengan adanya varian Delta yang lebih menular.
Semua virus, termasuk SARS-CoV-2 menyebabkan Covid-19 bermutasi dari waktu ke waktu.
Sebagian besar mutasi memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada sifat virus.
Namun, mutasi tertentu dapat memengaruhi sifat virus, dan memengaruhi seberapa mudah virus itu menyebar, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya dan ketahanannya terhadap vaksin.