Intisari-Online.com - Pasukan Amerika Serikat resmi tinggalkan Afghanistan.
Pasukan Amerika Serikat resmi tinggalkan Afghanistan setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Kepergiaan pasukan AS itu sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan Presiden AS Joe Biden.
Namun walau sukses evakuasi ratusan ribu orang, pasukan AS masih meninggalkan sejumlah peralatan militernya di negara itu.
Maklum pasukan AS sudah berada di Afghanistan selama 20 tahun lamanya.
Tentu saja tidak mudah langsung mengangkut seluruh peralatan.
Akibatnya kini beberapa peralatan militer AS disita oleh pejuang Taliban yang berkuasa.
Masalahnya hal itu langsung membuat Taliban semakin kuat. Bahkan peralatan itu digunakan Taliban untuk menyerang kelompok perlawanan.
Ya, dilansir dari dailymail.co.uk pada Minggu (5/9/2021), Taliban menggunakan persenjataan canggih yang ditinggalkan oleh pasukan Amerika untuk menghancurkan kelompok anti-Taliban yang sedang mengumpulkan pasukan.
Kelompok anti-Taliban itu sendiri dipimpin oleh Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh dan Ahmad Massoud, putra pahlawan Afghanistan Ahmad Shah Massoud.
Mereka tadi malam dilaporkan memasang pertahanan terakhir melawan pejuang Taliban di Lembah Panjshir, satu-satunya provinsi yang belum dikuasai kelompok militan itu.
Tetapi kelompok anti-Taliban tampaknya kalah senjata dari pejuang Taliban.
Sebab pejuang Taliban menggunakan kendaraan lapis baja AS, rudal mortir, dan artileri bertenaga tinggi.
Sebuah video,menunjukkan pejuang Taliban mengacungkan senapan M4 dan M16 militer AS dan mengenakan kacamata penglihatan malam.
Perangkat keras militer itu mungkin disita berasal dari pasukan keamanan pemerintah Afghanistan yang dilatih AS bamun melarikan diri saat Taliban menguasai ibu kota Kabul.
Tak hanya itu, pejuang Taliban juga melakukan konvoi dengan melakukan perjalanan sambil menggunakan kendaraan lapis baja AS.
Terlihat para pejuang Taliban mengemudi menuju daerah di mana kelompok anti-Taliban berada.
Ada juga laporan bahwa pasukan Taliban telah memasuki ibukota Panjshir, Bazarak.
Lembah Panjshir memiliki arti khusus bagi penentang kekuasaan Taliban.
Itu adalah rumah bagi panglima perang Afghanistan, Ahmad Shah Massoud, yang pertama melawan pasukan pendudukan Soviet pada 1980-an dan kemudian Taliban ketika terakhir memerintah negara itu antara 1996 dan 2001.
Tapi Shah Massoud dibunuh oleh teroris Al Qaeda dua hari sebelum serangan 9/11 pada tahun 2001.
Kini, putranya Ahmad memimpin kelompok pemberontak baru yang disebut Front Perlawanan Nasional (NRF) bersama Amrullah Saleh.
NRF mengklaim telah membunuh 600 pejuang Taliban dalam 24 jam terakhir.
Tetapi Taliban mengklaim justru merekalah yang menang.