Find Us On Social Media :

Meski Banyak Senjata Telah Dikuasai, Taliban Marah Besar pada AS dan Merasa Dikhianati, Rupanya Hal Inilah Penyebabnya

By Tatik Ariyani, Jumat, 3 September 2021 | 17:59 WIB

(ilustrasi) Taliban berhasil menguasai pesawat A-29 Super Tucano

Intisari-Online.com - Militer AS mengakhiri misi evakuasinya dari Afghanistan pada 31 Agustus.

Setelah perginya pasukan AS dari Afghanistan, banyak peralatan militer yang kemudian dikuasai Taliban.

Dalam foto-foto yang beredar, pejuang Taliban berpose dengan senjata buatan AS, termasuk senapan serbu M16 dan helikopter di sekitar bandara Kabul.

Peralatan taktis seperti night-vision goggle mounts, plate carriers dan seragam kamuflase juga telah jatuh ke tangan Taliban.

Baca Juga: Ilmuwan Rusia Menghidupkan Kembali Zombie Berusia 24.000 Tahun, Teknologi Serupa Secara Hipotesis Mampu Digunakan pada Manusia

Menurut inspeksi resmi pemerintah AS pada Juni, Angkatan Udara Afghanistan telah beroperasi dengan 108 helikopter dan 59 pesawat.

Antara 2003 dan 2016, AS mengirimkan 358.530 senapan, lebih dari 64.000 senapan mesin, 25.327 peluncur granat, dan 22.174 Humvee kepada tentara Afghanistan, menurut Laporan Akuntabilitas Pemerintah AS.

Setelah pasukan NATO mengakhiri peran tempur mereka pada tahun 2014, tentara Afghanistan ditugaskan untuk mengamankan negara dan menerima peralatan lebih lanjut dari AS.

Pada tahun 2017, hampir 20.000 senapan M16 dipasok

Baca Juga: Sukses Usir Pasukan Amerika dari Afghanistan, Al-Qaeda Juga Minta Taliban 'Bersihkan' Lembah Kashmir dari Non-Muslim, Awas Bisa Perang dengan India!

Hingga tahun 2021, AS menyumbangkan setidaknya 3.598 senapan M4 dan 3.012 Humvee di antara peralatan lainnya untuk pasukan keamanan Afghanistan menurut laporan oleh Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan.

Namun, dengan banyaknya peninggalan senjata yang kini dikuasai Taliban, kelompok itu begitu murka pada AS.

Pejuang Taliban dikatakan murka setelah diketahui sebagian besar peralatan militer yang ditinggalkan pasukan AS di Afghanistan tidak layak pakai, melansir Express.co.uk, Kamis (2/9/2021).

Militer AS terpaksa meninggalkan beberapa helikopter dan kendaraan tugas berat menyusul keputusan Joe Biden untuk terus maju dengan penarikan pasukan setelah 20 tahun pertempuran.

Jim Banks, seorang anggota Kongres AS dari Partai Republik yang bertugas di Afghanistan, mengatakan Taliban “sekarang memiliki akses ke peralatan militer senilai $85 miliar”, termasuk helikopter Black Hawk.

Jenderal Marinir Frank McKenzie, kepala Komando Pusat militer AS, telah mengkonfirmasi pasukan AS menonaktifkan 27 Humvee dan 73 pesawat sebelum meninggalkan wilayah tersebut.

Hingga 48 pesawat diketahui tetap berada di Afghanistan, tetapi tidak diketahui berapa banyak yang masih beroperasi.

Taliban telah “mengharapkan Amerika untuk meninggalkan helikopter seperti ini dalam keadaan utuh untuk digunakan”, menurut seorang reporter Al Jazeera yang berada di lapangan di bandara Kabul.

Baca Juga: Ilmuwan Rusia Menghidupkan Kembali Zombie Berusia 24.000 Tahun, Teknologi Serupa Secara Hipotesis Mampu Digunakan pada Manusia

Dia berkata: “Ketika saya berkata kepada mereka, 'mengapa Anda berpikir bahwa Amerika akan meninggalkan semuanya operasional untuk Anda?'

“Mereka mengatakan karena kami percaya itu adalah aset nasional dan kami adalah pemerintah sekarang dan ini bisa sangat bermanfaat bagi kami.”

Dia menambahkan: "Mereka kecewa, mereka marah, mereka merasa dikhianati karena semua peralatan ini rusak dan tidak bisa diperbaiki."

Personel militer AS memindahkan baling-baling dan senjata dari beberapa pesawat dan helikopter paling berbahaya.

Pesawat lain dibiarkan terbengkalai di landasan tanpa badan pesawat atau roda apa pun yang terpasang.

Sebagian besar peralatan terbang dibangun pada 1980-an dan membutuhkan perawatan konstan agar bisa terbang.

Militer AS juga mengarahkan kembali armada besar pesawat ke pangkalan di Uzbekistan.

Lebih dari 40 pesawat, termasuk 24 helikopter, dibawa ke luar negeri sebelum Kabul jatuh ke tangan kelompok teror itu.

Juru bicara Pentagon John Kirby pada hari Senin mengatakan kepada CNN: “Mereka dapat memeriksa semua yang mereka inginkan.

"Mereka bisa melihatnya. Mereka bisa berjalan-jalan. Mereka tidak bisa terbang. Mereka tidak bisa mengoperasikannya."