Penulis
Intisari-Online.com - Setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban, kelompok itu semakin berkuasa.
Apalagi kini Amerika Serikat resmi tinggalkan Afghanistan, tidak ada pasukan asing yang bisa membantu warga Afghanistan.
Kini, satu-satunya musuh Taliban di Afghanistan adalah kelompok anti-Taliban.
Kelompok anti-Taliban belum menyerahmeski Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Dilansir dariexpress.co.uk padaRabu (1/9/2021), pejuanganti-Taliban itu kini berada di LembahPanjshir, satu-satunya tempat yang belum dikuasai Taliban.
Bersama Wakil Presiden AfghanistanAmrullah Saleh yang kini memimpin pasukan, mereka siap membalas dendam.
Kelompok anti-Taliban itu bajkan dilaporkan sedang melakukan berbagai latihan.
Salah satunya latihan denganmenyeimbangkan balok kayu di bahu mereka saat mereka mengarungi air.
Itu adalah pelatihan gaya SAS, pasukan khusus Inggris.
Pasukan perlawanan "siap untuk melawan" para militan yang sekarang menguasai seluruh negara saat pasukan AS pergi pada Senin malam.
Pada Senin malam, militer AS menyelesaikan penarikannya, meninggalkan Taliban yang mengendalikan negara itu.
Sementara pasukan Inggris terakhir meninggalkan bandara Kabul pada hari Sabtu, mengakhiri keterlibatan militer selama dua dekade lamanya.
Sebuah akun Twitter yang didedikasikan untuk perlawanan wilayah Panjshir merilis foto-foto pelatihan para pejuang.
“Pasukan perlawanan nasional selama pelatihan di #Panjshirvally,” tweet mereka.
"Kami siap melawan tentara Taliban yang berani memasuki #Panjshir, mereka akan membayar mahal dengan darah mereka."
Lembah Panjshir berada sekitar 150 km dari Kabul, ibukota Afghanistan.
Wilayah ini terletak di dekat pegunungan Hindu Kush di Afghanistan dengan lebih dari 100.000 penduduk.
Menurut Wall Street Journal, wilayah itu dipenuhi oleh ribuan pejuang anti-Taliban yang terdiri dari beberapa ribu warga sipil serta tentara Afghanistan.
Pejuanganti-Taliban telah berkumpul di lembah itu sejak pertengahan Agustus di bawah kepemimpinan Ahmad Massoud, putra pejuang perlawanan Afghanistan yang terkenal, Ahmad Shah Massoud.
“Saya menulis dari Lembah Panjshir hari ini."
"Saya siap mengikuti jejak ayah saya, dengan pejuang mujahidin yang siap sekali lagi menghadapi Taliban,” tulis Ahmad Massoud di Washington Post.
“Kami memiliki gudang amunisi dan senjata yang telah kami kumpulkan dengan sabar sejak zaman ayah saya karena kami tahu hari ini akan datang.”
Lembah Panjshir telah menjadi jantung perlawanan militer karena lembahnya yang sempit dikelilingi oleh pegunungan dengan hanya satu titik masuk pusat dari Kabul.
Sebelumnya, sejak 1980 hingga 1985, lembah itu juga digunakan sebagai pangkalan pasukan perlawanan.
Sempat ada setidaknya sembilan upaya dari Uni Soviet untuk merebut kembali daerah itu, tetapi mereka tidak berhasil.
Taliban sendiri memang waspada akan pasukan anti-Taliban itu.
Oleh karenanya, Talibandilaporkan telah memutuskan sambungan telepon dan internet ke lembah itu.
Tapi mereka tidak bisa menghentikan pergerakan mereka.