Find Us On Social Media :

Mantap Kembali Ikut Pemilu Meski Banyak Kontroversi, Presiden Brasil Bolsonaro Sebut Dirinya Bisa Jadi Bakal Dibunuh, Ditangkap atau Raih Kemenangan

By Tatik Ariyani, Minggu, 29 Agustus 2021 | 16:34 WIB

Presiden Brasil Jair Bolsonaro

Intisari-Online.com - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro digambarkan sebagai sosok yang keras, konservatif, dan kontroversial.

Bolsonaro merupakan politikus dari Partai Sosial Liberal (PSL) yang menjabat sebagai Presiden Brasil ke-38 sejak 1 Januari 2019.

Baru-baru ini, Bolsonaro (66) menyatakan, dia sudah melihat tiga pilihan tersaji di hadapannya di masa mendatang.

Ia menyebut dirinya bisa jadi akan dibunuh, ditangkap, atau meraih kemenangan dalam pemilu tahun depan.

Baca Juga: Bak Alami Kemalangan Bertubi-tubi, Presiden Brasil Bolsonaro Kembali Masuk Rumah Sakit Setelah Alami Cegukan Kronis Selama 10 Hari

Diketahui, Bolsonaro kini bersaing ketat dengan penantangnya dari sayap kiri, mantan presiden Luis Inacio Lula da Silva.

Di hadapan rohaniawan, Bolsonaro mengatakan, "Saya punya tiga opsi untuk masa depan saya: ditangkap, dibunuh, atau terpilih lagi."

Meski begitu, Bolsonaro berkoar dia tidak sampai masuk ke penjara karena tak ada satu pun yang berani menentangnya.

Baca Juga: Inilah Jair Bolsonaro, Presiden Brasil yang Dulu Sebut Vaksin Covid-19 Ubah Manusia Jadi Buaya, Kini Malah Sibuk Gonta-ganti Pimpinan Komando Militer Brasil Agar Tetap Aman Meski Didemo Warga

Dalam kampanye 2018, Bolsonaro sempat ditikam karena namun mantan perwira militer tersebut berhasil selamat.

Bolsonaro yang berniat mencari periode kedua itu sudah mempertanyakan sistem voting secara elektronik.

Dilansir BBC Minggu (29/8/2021), Bolsonaro bahkan mengancam dia tidak akan menerima pemilihan presiden tahun depan.

Pada Rabu (25/8/2021), pengadilan pemilihan Brasil menegaskan tidak ada masalah dengan sistem secara elektronik.

Dalam pertemuannya dengan rohaniawan Kristen, Bolsonaro menyerukan kepada mereka untuk ikut dalam aksi mendukungnya pada 7 September.

Ia berkata, "Kita tentu tidak ingin mempunyai presiden yang menginginkan perpecahan. Namun semua ada batasnya. Saya tak bisa hidup seperti ini."

Pada Jumat (27/8/2021), 150 orang suku asli melakukan unjuk rasa di depan istana kepresidenan, jelang putusan mahkamah agung mengenai tanah leluhur mereka.

Baca Juga: Ragukan Penggunaan Vasin Hingga Meminta Jarak Sosial Dihentikan, Jair Bolsonaro Sebut Covid-19 Tidak Akan Berakhir, Meminta Manusia Hidup Berdampingan dengan Virus Ini

Bolsonaro merupakan pendukung mutlak pengurangan hak masyarakat adat, menyebut mereka penghalang untuk ekspansi pertanian.

Bolsonaro juga menerima kritik karena sangat meremehkan Covid-19, yang kini sudah membunuh setengah juta warganya.

Selain itu juga fakta bahwa Brasil berjibaku melawan inflasi tinggi, kelaparan, hingga pengangguran.