Afghanistan: Sudah 2.500 Tahun Dijuluki 'Kuburan Kerajaan-kerajaan' Tempat Darah Para Pasukan Asing Tumpah di Pasirnya, Tak Takluk kepada Bilah Alexander Agung hingga Genghis Khan Sekalipun

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Afghanistan dijuluki 'Kuburan Kerajaan-kerajaan'

Intisari-Online.com - Afghanistan mungkin telah diserang berkali-kali oleh berbagai pihak tapi tidak pernah benar-benar ditaklukkan.

Melansir National Interest, terletak di jalur daratan antara Iran, Asia Tengah, dan India, Afghanistan telah diserbu berkali-kali dan kemudian dihuni oleh sejumlah besar suku dan masyarakat yang saling bermusuhan satu sama lain serta orang luar.

Karena invasi yang sering, serta pelanggaran hukum, setiap kota dan desa menjelma menyerupai benteng.

Karena alasan itu, sejak zaman kuno, tidak ada negara yang menggiring pasukan ke tanah Afghanistan.

Baca Juga: Setelah 20 Tahun Berperang, Militer Inggris Resmi Tinggalkan Afghanistan, Kini Mendadak SiapBerkomplot dengan Talibanuntuk Sama-sama Serang ISIS-K

Namun, banyak dari penjajah masih meninggalkan jejak mereka sebelum mereka pergi untuk selamanya.

Serangan Persia dan Yunani

Sering dikatakan bahwa sejak Alexander Agung, raja kerajaan Yunani kuno Makedonia, tidak ada kekuatan yang berhasil menginvasi Afghanistan.

Namun, Alexander bahkan bukan yang pertama mencoba.

Baca Juga: Tak Butuh Waktu Lama, Dua Dalang Pengeboman di Bandara Afghanistan Langsung Tewas dalam Serangan Balas Dendam AS, Namun Masih Ada Hal yang Dikhawatirkan Ini

Dua abad sebelumnya, bagian dari tanah yang sekarang Afghanistan jatuh ke Kekaisaran Achaemenid selama penaklukan Darius I dari Persia pada awal abad keempat SM.

Selama lebih dari dua abad negeri itu tetap damai.

Namun semua berubah pada 330 SM ketika Alexander Agung kemudian memimpin invasi selama perangnya melawan Persia.

Sebenarnya, pasukan Alexander tidak menemui banyak perlawanan dan Afghanistan mudah diduduki, tetapi keterpencilan merupakan masalah serius.

Baca Juga: Dulu Jabatannya Mentereng, Begini Nasib Menteri Komunikasi Afghanistan Banting Setir Jadi Tukang Antar Makanan, Setelah Negaranya Tumbang di Tangan Taliban

Alexander Agung mulai mendirikan atau mengganti nama lebih dari tujuh puluh kota di wilayah tersebut untuk meninggalkan jejaknya.

Yang paling terkenal adalah Alexandropolis, juga dikenal sebagai Alexandria di Arachosia.

Nama kota itu lalu berkembang menjadi Iskandahar, dan sekarang dikenal sebagai Kandahar.

Pengaruh Yunani di wilayah itu sebenarnya bertahan selama berabad-abad setelah kematian Alexander sampai perlahan-lahan dikikis oleh Kushan, orang nomaden Indo-Eropa, yang menaklukkan tanah itu pada abad pertama Masehi.

Baca Juga: Kisah Operasi Intelijen 'Babut Mabur,' Saat Indonesia Bantu Mujahidin Afghanistan Lawan Uni Soviet, 'Menyamar' untuk Berikan AK-47 Dalam Jumlah Banyak dengan Cara Ini

Belakangan bagian barat jatuh lagi ke kendali Persia, di bawah Kekaisaran Sassanid – dinasti Persia yang paling lama bertahan.

Penaklukan Muslim hingga Mongol

Dampak paling abadi dari invasi asing ke Afghanistan terjadi antara abad ketujuh dan kesembilan ketika Khilafah Rashidun memulai penaklukan Islam dari barat yang mengubah sebagian besar penduduk menjadi Islam.

Selama Kekhalifahan Umayyah, yang membentang hampir dari perbatasan China ke Semenanjung Iberia, Afghanistan hampir di bawah kendali penuh dari kekuatan luar.

Baca Juga: Sama-Sama Bertujuan Ingin Mendirikan Negara Islam, Mengapa Taliban dan ISIS Justru Bermusuhan? Terkuak, Perbedaan Ideologi Ini Penyebabnya!

Ini adalah titik di bawah kendali sebanyak yang pernah ada.

Penaklukan berikutnya teradi pada awal abad ketiga belas, ketika Genghis Khan memimpin invasi Mongol dari timur laut, di mana pasukannya menghancurkan kota-kota kuno.

Sama seperti Alexander Agung yang meninggalkan jejaknya, demikian juga banyak wilayah yang namanya diganti oleh para pemimpin Mongol dan Turki.

Satu abad setelah invasi Mongol, Timur memimpin invasi yang meluas ke seluruh Asia Tengah.

Penurunan akhirnya kemudian menyebabkan berdirinya Kekaisaran Mughal, yang akhirnya menguasai sebagian besar India.

Di Persimpangan Asia

Kekaisaran Mughal tentu saja tidak akan menjadi penakluk terakhir.

Inggris, Soviet, dan yang terbaru Amerika Serikat dan sekutunya semuanya telah berusaha menaklukkan Afghanistan.

Dalam kasus Inggris, tiga invasinya tidak pernah benar-benar menaklukkan Afghanistan.

Soviet juga menginvasi tiga kali, pertama pada tahun 1929 dan sekali lagi pada tahun 1930 tetapi invasi tahun 1979, yang menyebabkan Perang Soviet-Afghanistan yang paling dikenang saat ini.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Sok-sokanKuasaiAfghanistan, Kini Pemimpin Taliban Mendadak Memohon Bantuan Amerika, Ternyata ISISPunya Rencana Gulingkan Taliban!

Peristiwa itu juga bukan penaklukan, tetapi dimaksudkan untuk mendukung Republik Afganistan yang pro-Demokrat—dan sama seperti Amerika Serikat yang terlibat dalam perang saudara di Vietnam, Soviet pun akhirnya terlibat dalam perang saudara.

Ada banyak darah pasukan asing tumpah di pasir Afghanistan.

Selama hampir 2.500 tahun, Afghanistan dijuluki "kuburan kerajaan-kerajaan."

(*)

Artikel Terkait