Dulu Musuh Bebuyutan Kini Militer AS dan Taliban Justru Malah Hadapi Musuh yang Sama ISIS-K, Mungkinkah Amerika dan Taliban Bakal Berkomplot?

Afif Khoirul M

Penulis

Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada 26 Agustus bahwa ia akan memburu mereka yang bertanggung jawab atas dua pengeboman di bandara Kabul.

Intisari-online.com - ISIS-K merupakan cabang dari ISIS yang belakangan mengaku melakukan dua pembomban bunuh diri di bandara Kabul.

Insiden itu menewaskan ratusan orang, termasuk tentara Amerika.

Organisasi teroris Negara Islam di Provinsi Khorasan (ISIS-K) yang berafiliasi dengan ISIS di Afghanistan mengaku bertanggung jawab dalam serangan itu.

Ia memang menargetkan AS dan Sekutunya, bahkan Taliban pun jadi sasarannya.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Sok-sokanKuasaiAfghanistan, Kini Pemimpin Taliban Mendadak Memohon Bantuan Amerika, Ternyata ISISPunya Rencana Gulingkan Taliban!

ISIS-K melihat Taliban dan AS sebagai musuh yang sama.

Sebelum serangan terjadi Taliban dan AS telah memperingatkan risiko teroris menyerang bandara Kabul.

Ini sebabnya mengapa Presiden Joe Biden tidak memperpanjang waktu evakuasi di bandara Kabul.

Amaq, saluran berita resmi ISIS, mengumumkan bahwa salah satu dari dua pengebom adalah Abdul Rahman al-Logari.

Baca Juga: Pantesan Amerika Marah Besar Sampai Berniat Kirim Kembali Militernya ke Afghanistan, Serangan Kelompok Teror Ini Dianggap Sudah Keterlaluan, Sampai Dicap Lebih Buruk dari Taliban

Berdasarkan namanya, pengamat mengatakan ini mungkin berasal dari Afghanistan.

Pernyataan ISIS termasuk gambar seseorang yang digambarkan sebagai pembom.

Gambar tersebut menunjukkan seorang pria mengenakan rompi bunuh diri, berdiri di depan bendera hitam ISIS dengan wajah tertutup.

Kedua pemboman itu menewaskan sedikitnya 13 tentara Amerika dan melukai 18 lainnya.

Jumlah warga sipil Afghanistan yang tewas adalah 60 dan 140 terluka, menurut CNN.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada 26 Agustus bahwa ia akan memburu mereka yang bertanggung jawab atas dua pengeboman di bandara Kabul.

Biden mengarahkan Pentagon untuk merencanakan serangan udara terhadap target teroris ISIS-K.

Baca Juga: Bak Dapat Balasan Langsung Usai Serang Pasukan Amerika di Afghanistan,Benteng ISIS Langsung Meledak Hanya Beberapa Jam SetelahLedakkan Bom Bunuh Diri diBandara Kabul

Menurut NPR, Negara Islam Provinsi Khorasan (ISIS-K), yang didirikan pada akhir 2014, merupakan cabang dari ISIS yang beroperasi di Afghanistan dan Paksitan.

Khorasan adalah kata untuk daerah kuno, sekarang di wilayah Afghanistan.

Elemen kunci dari ISIS-K adalah para pemimpin detasemen dari Taliban di Afghanistan dan Pakistan.

"Pada puncak kekuasaannya, menduduki petak besar Suriah dan Irak, ISIS mengirim perwakilan untuk membujuk para pemimpin dan anggota Taliban untuk bergabung dengan ISIS," kata Seth Jones, seorang ahli Afghanistan di National Institutes of Health International Study (CSIS).

Dalam sebuah video tahun 2015, pemimpin ISIS-K saat itu Hafiz Saeed Khan menyatakan kesetiaannya kepada pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.

Saeed Khan mengaku menguasai wilayah ISIS di Afghanistan.

Baca Juga: Sampai Bikin Ratusan Pengikutnya Musnah Jadi Debu, Inilah 'Tombol Dendam' yang Bikin ISIS-K Nekat Serang Kabul, 'Ibu dari Segala Bom' Ini yang Jadi Pemicunya

Para pemimpin ISIS-K memberlakukan hukum Islam yang kejam di Afghanistan, seperti eksekusi di tempat umum, penutupan sekolah, dan pembunuhan pemimpin suku.

Pada tahun 2018, ISIS-K adalah salah satu dari empat organisasi teroris paling brutal di dunia, menurut Indeks Terorisme Global dari Institut Ekonomi dan Perdamaian, lapor The Conversation.

Tujuan ISIS-K adalah untuk menciptakan kekacauan dalam kelompok-kelompok Muslim di wilayah tersebut, sekaligus merusak kemampuan pemerintah untuk menjamin keamanan bagi warganya.

Selama tiga tahun pertama kehadirannya di Afghanistan, ISIS-K mengorganisir serangan teroris terhadap minoritas, area publik, dan target pemerintah Afghanistan dan Pakistan.

Saeed Khan tewas dalam serangan udara AS pada 2016, dan Baghdadi meninggal pada 2019, setelah meledakkan bom bunuh diri yang dikenakan di tubuhnya saat diburu oleh tentara AS.

Sejak itu, ISIS-K telah membubarkan operasinya di Afghanistan, tidak lagi menguasai wilayah tertentu.

Artikel Terkait