Find Us On Social Media :

Ada Era Nazi di Jerman Meski Tanpa Patung Hitler, Fenomena Penghancuran Patung dalam Perspektif Sejarah, Bukan Berarti Menghapus Sejarah

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 28 Agustus 2021 | 10:25 WIB

Patung Stalin dihancurkan.

Intisari-Online.com – Cobalah pergi ke monumen Stalin di Grand Boulevard, Budapest.

Patung Stalin itu dihancurkan pada 23 Oktober 1956, dan sebuah monumen Revolusi 1956 sekarang berada di tempatnya.

Ketika itu di Amerika, protes Black Lives Matter tersebar luas setelah pembunuhan George Floyd di Minneapolis.

Patung-patung yang dianggap sebagai simbol rasisme atau kolonialisme dicerabut dari alasnya, dicoret dengan grafiti, atau diam-diam dihilangkan oleh pihak berwenang sebagai tanggapan.

Baca Juga: Berusia 1.600 Tahun, Patung Dewa Pagan Setinggi 2,44 Meter Ditemukan di Irlandia, Kemungkinan Pengganti Manusia untuk Dikorbankan

Buku Fallen Idols: Twelve Statues That Made History, tulisan Alex von Tunzelmann, merupakan buku yang tepat menempatkan fenomena penghancuran patung dalam perspektif sejarah.

Von Tunzelmann memiliki kualifikasi yang baik untuk menangani masalah ini.

Baik sebagai sejarawan dan penulis skenario fiksi sejarah, satu sisi karyanya melibatkan 'mitos penghilang' dan yang lain membuatnya, saat dia berkomentar dalam pengantarnya.

Perang patung yang sedang berlangsung telah mengungkap bagaimana monumen berdiri genting di garis patahan dari dua cara memahami masa lalu ini.

Baca Juga: Dianggap Simbol Satanic, Benarkah 'Baphomet Lahir' pada Masa Perang Salib saat Ksatria Templar Dituduh Lakukan 'Pemujaan' hingga Ditangkap oleh Raja Philip IV?