Terpaksa Tinggal di Afghanistan Meski Ada Kesempatan untuk Mengungsi, Tentara Wanita yang Pernah Dilatih AS Ini Bakar Seragamnya Setelah Taliban Berkuasa, Alasannya?

Tatik Ariyani

Penulis

Taliban berbicara di depan awak media Al-Jazeera.

Intisari-Online.com -Setelah Taliban mengambil alih kekuasaan, banyak warga Afghanistan ketakutan.

Banyak dari mereka beramai-ramai menuju bandara untuk mendapatkan bantuan agar dapat mengungsi ke negara lain.

Banyak pula dari mereka yang tetap tinggal dan ketakutan jika Taliban melakukan kekerasan pada mereka.

Seorang tentara wanita Afghanistan mengungkapkan, dia terpaksa membakar seragamnya setelah Taliban kembali ke kekuasaan.

Baca Juga: Pertumpahan Darah Belum Berakhir, Meski Taliban Dianggap Menang Telak, Kelompok Ini Justru Menantang Taliban Dengan Pertaruhkan Nyawanya Sendiri

Kubra Behroz (33) menceritakan hari-harinya setelah milisi menguasai Afghanistan pada 15 Agustus di media sosial.

Wanita itu bergabung dengan militer pada 2011. Ia juga sempat mengikuti pelatihan yang diberikan pasukan AS.

Saat ini, Behroz tinggal di ibu kota Kabul bersama suaminya Taleb, dan dua anak mereka Sami (6) dan Sara (3).

Baca Juga: Jumlah Milisi Taliban 200.000 Lebih, Mengapa Mereka Tak Membantu Palestina yang Sama-sama Mayoritas Islam dan Tak Perangi Israel yang Diskokng AS?

Pekan lalu, Behroz mengatakan dia harus membakar seragam militernya setelah mendengar ada polisi wanita yang dibunuh Taliban di Kunduz.

Behroz mengatakan, "Saya membakar seragam saya di halaman. Taliban sudah menguasai parlemen. Hidup kami pun berakhir."

Behroz mengatakan, namanya seharusnya ada dalam daftar orang-orang yang harus dievakuasi.

Namun, niat ke bandara harus dia urungkan setelah melihat ribuan warga berusaha menyelamatkan diri dari milisi.

Ia mengatakan, "Saya mendengar ada orang yang berusaha menggapai pesawat, dan mereka tewas terjatuh dari ketinggian."

Behroz menjelaskan, banyak pasukan pemerintah yang buta huruf. Bahkan, mereka tidak bisa menggosok gigi mereka sendiri.

Behroz menuturkan bagaimana dua anaknya selalu mengajaknya keluar, seperti diwartakan Daily Mirror Minggu (22/8/2021).

Baca Juga: Temui Achilles, Prajurit Yunani yang Dimandikan ke Sungai Styx Agar Hidup Abadi, Namun Sejak Kecil Sudah Diramal Akan Mati Gagah Berani dalam Perang Troya

Dia menerima pemberitahuan bahwa pesawatnya bakal berangkat pada Jumat lalu (20/8/2021).

Tetapi dia pesimistis melihat kerumunan besar yang membuat dua anaknya ketakutan. "Mayoritas bahkan tidak punya paspor atau visa. Yang mereka inginkan hanya pergi," paparnya.

Karena sudah terlalu takut untuk mencoba pergi ke bandara, mereka menuju rumah seorang teman untuk berlindung.

Artikel Terkait