Find Us On Social Media :

Disebut 'Terlalu Bodoh untuk Lakukan Pembunuhan', Inilah Joe Arridy, Terpidana Mati dengan Senyum Paling Sumringah Sejagat saat Dieksekusi, Kebenarannya Terungkap 7 Dekade Kemudian

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 15 Agustus 2021 | 18:53 WIB

Joe Arridy memberikan kereta mainannya kepada napi lain sesaat sebelum dieksekusi mati.

Joe lantas digelandang ke kantor polisi, dibawah tekanan ia diinterogasi dan dipaksa mengakui jika ia adalah pembunuh berantai yang menghabisi banyak nyawa perempuan muda di kota Pueblo.

Tampak Joe menjawab dengan seret dan terbata-bata bahkan cenderung tak fokus dengan apa yang dikatakannya.

Orang tua Joe Arridy adalah imigran Suriah.

Dari pengakuan keluarga diketahui Joe hanya ber-IQ 46, terlalu bodoh baginya melakukan pembunuhan berencana.

Bahkan ia harus disekolahkan di Sekolah Pelatihan dan Rumah Negara Bagian Colorado untuk Cacat Mental di Grand Junction sejak usia 10 tahun.

Baca Juga: Kisah Pembunuh Berantai Licik Jack the Ripper, 120 Tahun Sosoknya Tak Pernah Terungkap Meski Banyak Penyelidikan Dilakukan dan Kandidat Tersangka Diumumkan

Jangankan melakukan pembunuhan, Joe membedakan warna, berbicara secara benar dan membedakan mana batu mana telur saja tidak bisa.

Untuk umurnya yang sudah 21 tahun, sifat dan sikap Joe seperti bocah ingusan usia 6 tahun gegara keterbelakangan mental yang ia miliki.

Kepalang basah menangkap orang yang tak menjadi pelaku pembunuhan, polisi Colorado malah meneruskan perkara Joe.

Diberikan pertanyaan yang begitu tidak adil dan memaksa, kesaksian Joe Arridy berubah dengan cepat tergantung pada siapa yang menginterogasinya dan dia tetap tidak tahu tentang beberapa detail pembunuhan yang paling mendasar.

Sheriff George Carroll malah membuat Berita Acara Pemeriksaan palsu dengan memanipulasi fakta jika Joe memang pelaku pembunuhan berantai.

Baca Juga: Kisah saat Mesir Terpingkal Menertawakan 'Sohibnya' Dipecundangi Israel yang Hancurkan 5 Pesawat Tempur MiG-21 Soviet dalam Waktu Kurang dari 3 Menit