Penulis
Intisari-online.com - Persaingan militer antara China, Amerika, Rusia tampaknya semakin memanas.
Masing-masing negara tersebut, saling pamerkan senjata tempur mereka dan kali ini giliran Amerika yang unjuk gigi, pamerkan senjata mereka.
Menurut 24h.com.vn, pada Kamis (12/8/21), Kapal Induk USS Gerald R.Ford, mengalami ledakan yang disebabkan oleh 18 ton bahan peledak.
Ini adalah sebuah uji coba ekstrem yang dilakukan militer Amerika sebanyak 3 kali.
Tak hanya itu, saja tujuan uji coba ini juga untuk mengirimkan pesan ke Rusia dan China, ungkap pengamat militer China.
USS Gerald R. Ford adalah kapal induk paling modern Angkatan Laut AS saat ini.
Pada 8 Agustus, kapal menyelesaikan uji ketahanan terhadap 18 ton bahan peledak, yang dibuat di sebelahnya.
Dua tes sebelumnya berlangsung masing-masing pada 18 Juni dan 16 Juli, menurut SCMP.
Hasil dari ketiga pengujian tersebut menunjukkan bahwa kapal tidak mengalami masalah yang berarti, kerusakannya lebih rendah dari yang diperkirakan.
Melalui setiap tes, Angkatan Laut AS menempatkan 18 ton bahan peledak lebih dekat ke kapal induk.
Ledakannya begitu besar sehingga menyebabkan gempa bumi dengan kekuatan 3,9 skala Richter.
Data yang dikumpulkan dari ledakan dikumpulkan untuk menilai kemampuan kapal induk untuk bertahan.
"Tes telah menunjukkan bahwa kapal mampu menahan ledakan besar yang menyebabkan gelombang kejut yang signifikan dan terus beroperasi dalam kondisi yang sangat ekstrim," kata Brian Metcalf, manajer program kapal induk Angkatan Laut Pasukan Amerika, mengatakan.
USS Gerald R. Ford akan diperbaiki untuk kerusakan yang disebabkan oleh tiga ledakan selama perawatan berikutnya, sebelum secara resmi bergabung dengan misi tahun depan.
Data tersebut juga menjadi dasar bagi AS untuk membangun serangkaian super carrier kelas Ford dan melakukan modifikasi yang sesuai.
"Selain data, uji coba yang berhasil juga mengirimkan pesan ke Rusia dan China , bahwa kapal induk AS memiliki ketahanan yang baik terhadap rudal anti-kapal konvensional Rusia dan China," kata analis militer yang berbasis di Beijing, Song Zhongping.
"Ledakan dengan 18 ton bahan peledak lebih besar dari hulu ledak konvensional yang dipersenjatai dengan rudal atau torpedo," katanya.
China saat ini memiliki dua rudal anti-kapal DF-21D dan DF-26, dengan kemampuan untuk mencapai target bergerak seperti kapal induk.
Song mengatakan tes tersebut menunjukkan bahwa kapal induk super AS tidak takut dengan ranjau atau rudal.
Kemampuan menahan hantaman langsung rudal juga bergantung pada kemampuan kru untuk mengatasinya.
"Rudal balistik besar atau senjata impuls listrik yang diledakkan pada ketinggian yang cukup tinggi, masih menyebabkan kerusakan pada kapal induk, atau bahkan menjatuhkannya dari pertempuran," kata Song.