"Mereka memblokir jalan, tetapi mereka tidak bisa menghentikan kami," kata Kim, yang sekarang menjadi pendeta Kristen.
"Mereka pikir kami hanya bisa bergerak sekitar 8km/jam, tapi kenyataannya kami melaju 12km/jam. Rute yang mereka blokir sudah kami lewati," kenangnya.
Baru setelah polisi menghentikan mereka dan meminta agar rencana pembunuhan itu terungkap. Baku tembak pun terjadi.
Sayangnya, ketika baku tembak terjadi, sebuah bus yang penuh dengan anak-anak dan wanita muncul dan menerima rentetan peluru.
68 warga Korea Selatan tewas bersama dengan 3 tentara Amerika.
29 pembunuh Korea Utara yang melarikan diri dan tersebar di seluruh Korea Selatan terbunuh secara bergiliran 9 hari kemudian.
Seorang lagi melarikan diri ke Korea Utara. Hanya Kim Shin-jo yang menyerah.
"Saya meletakkan senjata saya," kata Kim.
"Aku ingin hidup. Itu sifat dasar manusia," katanya.