Berusia 2.550 Tahun, Arkeolog Temukan Ukiran Raja Babilonia Terakhir dengan Tongkat Kerajaan, Bersama dengan Ukiran Bulan, Matahari, Bunga, dan Ular

K. Tatik Wardayati

Penulis

Prasasti yang ditemukan di Arab Saudi, terukir raja terakhir Babilonia.

Intisari-Online.com – Ditemukan di utara Arab Saudi, prasasti tersebut menggambarkan abad ke-6 SM, penguasa Nabonidus memegang tongkat kerajaan.

Arab News melaporkan bahwa para arkeolog dari Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional melihat prasasti berusia 2.550 tahun yang terukir di batu basal di Al-Hadeed, wilayah Hail utara negara itu.

Dalam sebuah pernyataan, ukiran itu berisi 26 baris tulisan runcing.

Sehingga menjadikan prasasti tersebut prasasti runcing terpanjang yang ditemukan di Arab Saudi hingga saat ini.

Baca Juga: Arena Gladiator Romawi Berumur 1.800 Tahun Ini Ditemukan Para Arkeolog di Turki, Tempat Wisatawan Berikan Taruhan pada ‘Tontonan Berdarah’

Temuan tersebut bisa menjelaskan sejarah Semenanjung Arab dan hubungan penduduk kunonya tetangga mereka, Mesopotamia.

Lukisan pada prasasti tersebut menunjukkan raja Babilonia berdiri dengan tongkat kerajaan di tangannya.

Empat simbol, yaitu bulan sabit, matahari, ular, dan bunga, melayang-layang di depannya.

Para ahli menduga bahwa gambar-gambar tersebut memiliki makna religius, namun masih membandingkan ukiran dengan yang serupa untuk menentukan maknanya.

Baca Juga: Digunakan Selama Perang Dingin dan Ditemukan Arkeolog 33 Tahun Kemudian Terkubur di Hutan Jerman, Radio Mata-mata Soviet Ini Masih Tetap ‘Segar’ Bak Keluaran Baru dari Pabrik

Menurut sebuah Blog Sejarah, tanda-tanda itu mungkin terkait dengan dewa-dewa di jajaran Mesopotamia, yang mewakili bintang Ishtar, cakram bersayap dewa matahari Shamash, dan bulan sabit dewa bulan Sin.

Prasasti tersebut ditemukan oleh para ahli di kota Al Hait.

Dikenal sebagai Fadak di zaman kuno, Al Hait adalah rumah bagi reruntuhan benteng, seni cadas, dan instalasi air, tulis Owen Jarus untuk Live Science.

Situs tersebut membanggakan sejarah awal yang mencakup milenium pertama SM pada awal era Islam.

Para peneliti di daerah itu sebelumnya telah menemukan prasasti dan obelisk yang menyebutkan Nabonidus, yang memerintah Babilonia dari tahun 556 hingga 539 SM, ketika kerajaan itu jatuh ke tangan Koresh dari Persia, lapor Arab News.

Pada puncaknya, Kekaisaran Babilonia membentang dari Teluk Persia ke Laut Mediterania.

Ketika Nabonidus memulai pemerintahannya, dia menaklukkan bagian dari apa yang sekarang menjadi Arab Saudi.

Empat tahun setelah mengambil alih kekuasaan, raja menunjuk putranya Belshazzar sebagai koregen dan pergi ke pengasingan di Tayma, sebuah kota sekitar 160 mil di utara Al Hait.

Dia tetap di sana sampai sekitar tahun 543 SM, menurut Live Science.

Baca Juga: Sisa-sisa Janin Kembar Bersama Ibunya yang Kaya Raya Ditemukan di Dalam Sebuah Guci Kremasi Zaman Perunggu dengan Benda-benda Mewah dari Kalangan Elit, Tidak Dijumpai pada Kuburan Wanita Lain

Sejarawan tidak yakin mengapa Nabonidus meninggalkan Babel, tetapi seperti yang ditunjukkan Arkeonews, "pengasingannya sendiri dari otoritas politik dan agama" mungkin merupakan hasil dari kudeta.

Perselisihan antara pendeta dan elit Babel juga bisa menyebabkan kepergian raja.

Menurut Blog Sejarah, Nabonidus berusaha mengubah hierarki agama rakyatnya dengan menyatakan dewa bulan lebih unggul dari semua dewa lainnya, yaitu sebuah langkah yang mungkin memperburuk kaum bangsawan.

Banyak hal tentang raja Babilonia terakhir, termasuk nasibnya setelah kejatuhan Babel, masih belum diketahui.

Ensiklopedia Britannica menunjukkan bahwa dia ditangkap oleh salah satu jenderal Koresh dan diasingkan.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Kapal Kuno dan Tanah Pemakaman di Kota Bawah Laut di Mesir, Tenggelam Akibat ‘Dihajar’ Balok Raksasa dari Kuil Amun yang Terkenal

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait