Bangunan terpancar di sekitar kuil pusat, dengan sistem kanal yang menghubungkan berbagai bagian kota.
Sementara, rumah dan struktur agama lainnya berdiri di pulau-pulau di dekat jantung Thônis-Heracleion.
Kota itu tenggelam ke dalam Mediterania pada abad ke-8 SM, beberapa sejarawan mengaitkan kejatuhan kota metropolis itu karena naiknya permukaan laut dan runtuh, serta sedimen yang tidak stabil.
Sementara, yang lain berpendapat bahwa gempa bumi dan gelombang pasang yang menyebabkan segmen 42 mil persegi dari Delta Nile itu runtuh ke laut, menurut CNN.
Pada tahun 2016, seperti dilaporkan surat kabar Art Newspaper’s Emily Sharpe, para ahli mengatakan bahwa Heracleion, menurut Herodotus Sejarawan Yunani di abad kelima SM, adlaha kota yang terpisah dari Thônis, yang sebenarnya adalah nama situs Mesir.
Tablet yang ditemukan oleh tim Goddio pada tahun 2001 membantu para peneliti menyimpulkan bahwa kedua lokasi adalah satu dan sama.
Memulihkan objek dari reruntuhan Thônis-Heracleion adalah tugas yang melelahkan karena lapisan sedimen pelindung menutupi mereka.
"Tujuannya adalah untuk belajar sebanyak mungkin dari penggalian kami tanpa mengganggu," kata Goddio pada tahun 2016.
Penemuan sebelumnya di Thônis-Heracleion mencakup lebih dari 700 jangkar kuno, koin dan bobot emas, dan puluhan sarkofagi batu kapur kecil yang mengandung sisa-sisa hewan mumi, menurut Oxford Mail.