Penulis
Intisari-Online.com - Rata-rata, telur menjadi andalan bagi orang Indonesia untuk sarapan.
Bagaimana tidak? Telur bisa diolah menjadi apa saja, dicampur dengan apa saja, dan tentunya praktis.
Tapi jika Anda perhatikan, saat telur didiamkan begitu saja lebih dari seminggu, maka ketika Anda hendak memasaknya akan ada serat putih di dalamnya.
Apakah sebenarnya serat putih di telur.
Serat putih telur yang mencurigakan itu bukanlah pembuluh darah atau tali pusar bayi ayam.
Ini sebenarnya bagian dari telur dan benar-benar normal.
Cairan serat putih yang disebut chalaza ini diperlukan agar telur dapat berkembang dengan aman.
Ada dua chalazae dalam telur, satu yang menggantung dari atas cangkang dan satu lagi dari bawah.
Pada dasarnya, struktur seperti tali ini terbuat dari protein, dan mereka menempel pada kuning telur untuk melindunginya agar tidak menabrak sisi kulit telur.
Apakah cairan serat putih dalam telur aman untuk dikonsumsi?
Sangat aman. Chalaza adalah bagian telur yang benar-benar normal, tetapi jika secara estetik dapat membuat ada risih, tenang saja, itu akan menghilang saat dimasak.
Meskipun melihat 'benang putih' di sebelah kuning telur mungkin membuat Anda kesal, sebenarnya itu adalah tanda kesegaran saat chalaza terlihat dalam telur mentah.
Jika cairan serat putih tidak terlihat, telur Anda mungkin sudah terlalu lama disimpan di lemari es.
Lalu, bisakah telur kadaluarsa?
Pada banyak supermarket, biasanya telur dikemas beserta tanggal kadaluarsa.
Jika telur disimpan di dalam lemari es, telur akan tetap aman untuk dikonsumsi selama empat hingga lima minggu setelah tanggal kadaluarsa, meskipun rasanya sudah tidak segar.
Jika ingin memastikan telur aman untuk dimakan, bisa diuji terlebih dahulu.
Caranya, masukan telur ke dalam segelas air bersuhu ruangan.
Telur yang cukup segar akan tenggelam.
Jika mengapung ke atas, kemungkinan besar akan membusuk.
(*)