Find Us On Social Media :

Sudah 10 Kali Lipat dari AS, 'Gaji' Atlet Peraih Medali Emas Olimpiade Tokyo yang Dijanjikan Indonesia Ternyata Masih Dikalahkan oleh 2 Negara Ini, Salah Satunya Negara Tetangga Sendiri

By Maymunah Nasution, Minggu, 1 Agustus 2021 | 19:57 WIB

Aksi Anthony Sinisuka Ginting saat melawan Chen Long pada semifinal Olimpiade Tokyo 2020, Minggu (1/8/2021), ini tawaran sejumlah negara bagi atlet mereka yang berhasil membawa pulang medali

Intisari-online.com - Menjadi bintang atlet untuk bisa berkompetisi di tingkat elit adalah perjuangan uang.

Terkecuali bintang Olimpiade dengan bayaran mahal seperti Naomi Osaka ataupun Kevin Durant, atlet-atlet harus membayar biaya peralatan, biaya pelatih, biaya latihan, biaya perawatan dan lainnya.

Atlet harus mencari uang lewat sponsor dan dana hibah.

Namun demi 339 set medali yang akan diberikan di Olimpiade Tokyo 2020, banyak negara yang jor-joran membayar atlet mereka.

Baca Juga: Benderanya Pun Dilarang Dikibarkan di Olimpiade Tokyo 2020, Atlet Cantik Negeri Beruang Ini Curi Perhatian Setelah Tumbangkan Atlet AS Pemegang 3 Medali Emas di Olimpiade

Forbes mencatat AS memberikan bayaran USD 37500 (Rp 541 juta) untuk masing-masing medali emas yang didapat para atlet di Tokyo, serta USD 22500 (Rp 325 juta) untuk medali perak dan USD 15000 (Rp 217 juta) untuk perunggu, di luar dana bantuan seperti asuransi kesehatan.

Negara tuan rumah yaitu Jepang, membayar dengan angka serupa, bonus medali mencapai USD 45000 untuk emas ( Rp 650 juta), USD 18000 untuk perak (Rp 260 juta), dan USD 9000 untuk perunggu (Rp 130 juta), kecuali untuk tim bisbol tim Jepang dilaporkan akan mendapatkan ekstra Rp 650 juta jika bisa memenangkan turnamen.

Tidak semua negara menawarkan hadiah untuk perolehan podium.

Inggris, Selandia Baru, Norwegia dan Swedia tidak memberikan bayaran lebih untuk medali, serta negara-negara kecil seperti Saint Kitts dan Nevis, Tonga atau Virgin Islands AS.

Baca Juga: Bak Jadi Pendekar Tanpa Tanding, Atlet Judo Israel Ini 'Singkirkan' Pejudo Sudan dan Aljazair dari Olimpiade Tokyo Tanpa Perlu Keluar Keringat Setetes Pun, Bahkan Lawannya Bersiap dapat Sanksi Berat