Find Us On Social Media :

Matang Kerahkan Ribuan Pasukan Siap Tempur untuk Serbu Uni Soviet, Rupanya Rencana Nekat Nazi Ini Malah Permalukan Diri Sendiri, Mengira Bakal Mudah Malah Berakhir Susah

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 30 Juli 2021 | 14:59 WIB

Ketika Operasi Barbarossa dipetakan, Hitler berasumsi ini akan menjadi kemenangan mudah bagi Nazi

Intisari-Online.com - Ketika Operasi Barbarossa dipetakan, Hitler berasumsi ini akan menjadi kemenangan mudah bagi Nazi, tetapi kenyataannya membuktikan sebaliknya.

September 1939 - hanya 2 hari setelah Nazi Jerman menginvasi Polandia - Prancis dan Inggris Raya menyatakan perang terhadap Jerman.

Delapan bulan kemudian, Jerman meluncurkan kampanye kilat melalui Eropa Barat, menaklukkan Belgia, Belanda, Luksemburg, dan Prancis hanya dalam enam minggu, mulai Mei 1940.

Dengan kekalahan Prancis dan Inggris sendirian untuk melawan Nazi Jerman di Eropa, Hitler bertujuan memperluas wilayahnya ke timur.

Ini berarti Jerman harus mengalahkan Uni Soviet, yang saat itu dipimpin oleh Joseph Stalin.

Baca Juga: Begini Cara Rekrut Pasukan Khusus yang Buru dan Hancurkan Nuklir yang Dibuat Hitler Saat Perang Dunia Kedua, Berhasilkah Mereka?

Kampanye Invasi dengan Jumlah Pasukan Nazi Terbesar

Pada 18 Desember 1940, Hitler mengeluarkan Directive 21 - perintah resmi untuk menyerang Uni Soviet.

Jerman berencana mengirim pasukan untuk menduduki rute dari pelabuhan Archangel di utara Uni Soviet ke pelabuhan Astrakhan di Laut Kaspia (juga dikenal sebagai "rute AA").

Jika berhasil, sebagian besar penduduk dan potensi ekonomi Uni Soviet akan berada di bawah kendali Hitler.

Setelah penundaan selama lima minggu, Operasi Barbarossa secara resmi dimulai pada 22 Juni 1941.

Baca Juga: Rahasia Mengerikan! Pria Israel Ini Selamat dari Kekejaman ‘Malaikat Maut’ yang Keluarkan Ginjalnya Tanpa Anestesi dan Selamat dari Kamar Gas yang Berisi 200 Orang, Karena Nomor Antriannya 201