Find Us On Social Media :

Ada Fenomena Mengerikan di China, di Mana Pengemudi Dengan Sengaja Membunuh Pejalan Kaki yang Mereka Tabrak, Alasannya Sungguh Tidak Masuk Akal!

By Mentari DP, Jumat, 30 Juli 2021 | 14:30 WIB

Kasus hit-to-kill atau kasus kecelakaan mobil di China.

 

Intisari-Online.com - Kasus kecelakaan mobil di China cukup sering. Namun ada fenomena aneh di baliknya.

Contoh sebuah kasus kecelakaan mobil di China pada bulan April tahun 2015 silam.

Di mana sebuah mobil BMW melewati pasar buah di Foshan di provinsi Guangdong China dan menabarak seorang gadis berusia 2 tahun.

 

Baca Juga: Mulai Sekarang Jangan Buang 3 Biji Buah Ini, Ternyata Ada Manfaat Besar Bila Kita Makan Biji Buah Ini, Nyesel Baru Tahu!

Saat nenek gadis itu berteriak, “Berhenti! Anda telah menabrak seorang anak!" pengemudi BMW pun berhenti.

Lalu dia kembali menabrak gadis itu dan melakukannya sampai ketiga kalinya.

Ketika dia akhirnya keluar dari BMW, pengemudi yang tidak memiliki izin itu segera menawarkan kesepakatan kepada keluarga yang ketakutan itu.

"Jangan katakan bahwa saya yang mengemudikan mobil itu," katanya.

“Katakan itu suamiku. Kami bisa memberimu uang.”

Terdengar mengerikan? Sangat.

Akan tetapi di China, pengemudi mobil yang menabrak atau melukai pejalan kaki kadang-kadang akan mencoba membunuh mereka.

Bahkan sebuah kamera CCTV pernah menangkap pengemudi yang mengemudi bolak-balik di atas korban untuk memastikan bahwa mereka sudah meninggal.

 

Baca Juga: Jadi Sarang Jamur Bila Lama Tak Dibersihkan, Begini Cara Membersihkan Kulkas dengan Cepat, Anda Hanya Perlu Ditinggal 'Merem' Saja!

Dilansir dari slate.com pada Jumat (30/7/2021), di China, ada sebuah prinsip untuk  fenomena tersebut: "Lebih baik Anda membunuhnya daripada menabrak dan membuatnya terluka."

Kita bisa menyebutkan dengan kasus hit-to-kill.

Ada lagi kejadian tahun 2008 saat kamera CCTV menampilkan sebuah mobil putih kecepatan tinggi  menabrak seorang nenek berusia 64 tahun.

Pengemudinya, Zhao Xiao Cheng, menghentikan mobilnya sejenak lalu menginjak gas, menyebabkan roda depannya berguling ke atas wanita itu.

Zhao belum melakukannya berkali-kali di atas tubuh nenek tersebut dan kemudian menjauh dari mayatnya.

Hebatnya, Zhao dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan yang disengaja.

Zhao malah mengklaim bahwa dia mengira dia mengemudi di atas kantong sampah.

Sehingga pengadilan Taizhou di provinsi Zhejiang menghukumnya hanya tiga tahun penjara karena "kelalaian."

Ternyata semua prinsip itu dikarenakan uang.

Kebanyakan orang setuju bahwa fenomena hit-to-kill setidaknya sebagian berasal dari undang-undang yang salah tentang kompensasi korban.

Di China, kompensasi untuk membunuh seorang korban dalam kecelakaan lalu lintas relatif kecil.

Jumlahnya biasanya berkisar antara 30.000 Dolar AS hingga 50.000 Dolar AS dan setelah pembayaran dilakukan, masalah selesai.

Sebaliknya, membayar perawatan seumur hidup untuk korban cacat bisa mencapai jutaan.

 

Baca Juga: Dikenal Sebagai Militer Terkuat di Dunia dan Bawa Senjata Lengkap, Ratusan Tentara Amerika Mendadak Mendarat di Palembang, Apa yang Terjadi?

Contoh, ada kasus bagaimana seorang pria cacat menerima sekitar 400.000 Dolar AS untuk 23 tahun pertama perawatannya.

Lalu pengemudi memutuskan untuk memukul dan membunuh melakukannya karena membunuh jauh lebih ekonomis.

Untuk kasus Zhao Xiao Cheng, pria itu akhirnya hanya membayar sekitar 70.000 Dolar AS sebagai kompensasi.

 

Mungkin yang paling mengerikan dari kasus hit-to-kill ini adalah kasus di mana tabrakan awa tidak melukai korban secara serius.

Namun pengemudi tetap kembali dan mencoba membunuh korban.

Di provinsi Sichuan, sebuah truk besar yang membawa tanah menabrak seorang anak laki-laki berusia 2 tahun.

Namun balita itu hanya linglung oleh tabrakan awal, dan segera bangkit.

Saksi mata mengatakan bahwa anak laki-laki itu pergi untuk mengambil payungnya, yang telah terlempar ke seberang jalan.

Namun truk itu amlah berbalik dan menabraknya. Dan kali ini membunuh si anak.

Terlepas dari kesaksian saksi mata, kepala polisi daerah menyatakan bahwa truk itu tidak pernah terbalik dan tidak pernah menabrak anak itu untuk kedua kalinya.

Sementara itu, satu situs web yang marah memposting foto-foto yang menunjukkan tubuh anak berada di bawah roda depan truk.

Dalam setiap kasus ini, meskipun video dan foto menunjukkan bahwa pengemudi menabrak korban untuk kedua kalinya, dan seringkali bahkan ketiga, keempat, dan kelima kalinya, pengemudi akhirnya membayar kompensasi dan waktu penjara yang sama atau kurang dari yang seharusnya mereka bayar jika mereka hanya melukai korban.

Oleh karenanya, ada begitu banyak pengemudi kasus kasus hit-to-kill  yang lolos dari hukuman serius.

Baca Juga: Konon Lebih Mengerikan dari Covid-19, Penyakit Pernapasan Misterius Ini Mendadak Serang Anak-anak, Gejalanya Sama-sama Batuk dan Pilek, Tapi Ini yang Membuatnya Mematikan