Setelah dibuka oleh Mesir, satu per satu negara-negara Arab lainnya juga memberikan dukungan terhadap Indonesia dengan mengakui kemerdekaannya.
Secara resmi, keputusan Sidang Dewan Liga Arab, 19 November 1946, juga mengajurkan kepada semua negara anggota Liga Arab supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat.
Alasan Liga Arab memberikan dukungan didasari pada ikatan keagamaan, persaudaraan dan kekeluargaan.
Dalam buku Diplomasi: Ujung Tombak Perjuangan RI (1986) karya Mohammad Roem, melansir Kompas.com, setelah penandatangan perjanjian persahabatan antara Indonesia dan Mesir, pemerintah Indonesia melakukan diplomasi ke negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab.
Suriah
Negara Arab pertama yang dikunjungi oleh diplomat Indonesia setelah penandatanganan perjanjian persahabatan Indonesia-Mesir itu adalah Suriah.
Pada 2 Juli Agustus 1947, Agus Salim sebagai perwakilan diplomat Indonesia segera mengadakan perjanjian persahabatan dengan Suriah di Damaskus.
Dengan penandatanganan perjanjian persahabatan tersebut, Indonesia secara resmi telah diakui sebagai negara berdaulat oleh pemerintah Suriah.
Lebanon
Pada 21 Juli 1947, misi diplomatik Indonesia berlanjut ke negara Lebanon.
Dalam kunjungan ini, Agus Salim melakukan perundingan bersama perdana menteri Lebanon bernama Riadh al Solh.