Penulis
Intisari-Online.com - Taliban berkuasa di Afghanistan dan kondisinya semakin menjadi-jadi.
KetikaTaliban berkuasa di Afghanistan maka mereka membunuh tanpa memandang bulu.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (27/7/2021),Taliban dikatakan telah menyeret warga sipil dari rumah mereka.
Bahkan mereka melakukan aksi pembunuhan itu dari rumah ke rumah di Kandahar.
Nazar Mohammad, seorang komedian Afghanistan yang terkenal, termasuk di antara puluhan orang yang diduga dibunuh oleh kelompok teror militan.
Gambar-gambar yang dirilis menunjukkan Mohammad, yang pernah menjabat sebagai petugas polisi lokal di provinsi itu, dieksekusi.
Yang pertama menunjukkan komedian itu mundur ke pohon dan yang kedua menggambarkan Muhammad sudah berada di tanah dengan kondisi lehernya digorok.
Keluarga Mohammad menuduh Taliban atas pembunuhannya.
Namun, kelompok Jihadis membantah terlibat.
Diperkirakan sekitar 100 orang telah tewas di provinsi itu dalam dua minggu terakhir.
Bahkan 300 lainnya dilaporkan hilang.
Ada alasan mengapa keluarga Mohammad menuduh Taliban. Sebab, Taliban memangmenguasai kota tersebut.
Kekerasan yang dilakukan Taliban telah terjadilebih dari sepuluh kota provinsi semenjakpengumuman bahwa Amerika Serikat (AS) akan mulai menarik pasukan dari Afghanistan.
Dan Taliban dicurigai melakukanpencarian para pejabat pemerintah atau warga Afghanistan yang pernah bekerja dengan militer AS.
Menanggapi tindakan Taliban, AS telah meluncurkan beberapa serangan udara.
Tetapi para pejabat Amerika bersikeras tidak ada perubahan dalam kebijakan.
Artinya apapun yang terjadi nantinya di negara Timur Tengah itu, AS tetap akan menarik pasukannya.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, bahkan mengatakan bahwa pasukan Afghanistan perlu berkumpul kembali dan mempertahankan pos pemeriksaan kritis untuk menahan Taliban.
Kandahar telah dilihat sebagai tempat kelahiran Taliban, menyusul dukungan kuat mereka di kota itu selama tahun 1990-an.
Ketika Taliban terus masuk ke kota terbesar kedua di Afghanistan itu, ribuan keluarga telah berbaris ke utara ke Kabul atau mencoba mencari keselamatan di kamp-kamp pengungsi darurat.
Zainab, ibu tiga anak dari kota itu, mengatakan: “Beberapa berhasil melarikan diri tetapi banyak yang masih terjebak dalam pertempuran."
"Kami tinggal di pusat kota tetapi melarikan diri ke Kabul."
"Saya tidak dapat menghubungi teman dan kerabat. Saya tidak tahu apakah mereka hidup atau mati.”
Perkiraan resmi menunjukkan lebih dari 150.000 warga sipil telah mengungsi di wilayah Kandahar selatan.