Penulis
Intisari-Online.com - China mengklaim sekitar 90 persen dari perairan Laut China Selatan yang meliputi area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi.
Perairan tersebut merupakan perairan yang bersinggungan dengan wilayah Brunei Darussalam, Kamboja, China, Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, Thailand, Vietnam, bahkan Singapura.
Seorang ilmuwan dari Sasakawa Peace Foundation yang berbasis di Tokyo, Jepang, Bonji Ohara, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Laut China Selatan adalah kunci keamanan China.
Melansir Anadolu Agency, Ohara mengatakan ada tiga alasan mengapa China getol mengeklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan.
Pertama, Laut China Selatan penting untuk patroli strategis kapal selam rudal balistik nuklir.
Akses tersebut diperlukan untuk dapat memasuki Samudra Pasifik guna pencegahan terhadap invasi nuklir AS.
Kedua, Laut China Selatan akan berfungsi sebagai zona penyangga bagi China jika AS melakukan serangan militer terhadap China daratan.
Ketiga, sektor transportasi laut China membutuhkan jalur laut.
Sedangkan Laut China Selatan menyumbang setidaknya sepertiga dari perdagangan maritim global.
Namun, seorang pakar mengatakan bahwa permasalahan China yang lebih dekat bukanlah soal Laut China Selatan.
Melansir Express.co.uk,Minggu (25/7/2021),Presiden China Xi Jinping telah diperingatkan bahwa ia menghadapi ancaman yang jauh lebih dekat dengan negaranya daripada Laut China Selatan, klaim seorang pakar.
China telah membangun pertahanannya di Laut China Selatan untuk menangkal setiap serangan di perairan yang disengketakan tersebut.
Tetapi rekanan Fellow dengan Program Asia-Pasifik di Chatham House, Bill Hayton, mengatakan Presiden Xi Jinping menghadapi masalah domestik lebih dari serangan di kawasan Laut China Selatan.
Berbicara kepada Express.co.uk, Hayton mengatakan: "Sebenarnya tidak ada ancaman sama sekali bagi China di Laut China Selatan, itulah sebabnya saya merasa tindakannya sulit untuk dipahami.
"Saya pikir ancaman terbesarnya adalah domestik dalam hal memastikan rakyatnya sendiri bahagia.
"Tidak ada yang memiliki keinginan untuk menyerang China. Yang kita lihat adalah negara-negara pesisir seperti Vietnam dan Filipina berusaha melindungi industri perikanan, minyak, dan gas mereka dan kapal-kapal dari negara asing yang berlayar melalui Laut China Selatan.
"Saya tidak berpikir benar-benar ada ancaman bagi China dari laut saat ini.
"China lebih mengambil peran tegas, bahkan mungkin agresif terhadap tetangganya dan negara lain dan itu menciptakan dorongan balik."