Penulis
Intisari-Online.com - Kasus virus corona di Indonesia semakin menjadi-jadi.
Bahkan kasus virus corona di Indonesia sudah mendapat perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan juga negara lain.
Dilansir dariWorldometers pada Jumat (23/7/2021) pukul 05.30 WIB, kasus virus corona di seluruh dunia menembus angka193.326.236 orang.
Dan Indonesia langsung loncat ke urutan ke-14 sebagai negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia.
Bahkan Indonesia beberapa kali mencatatkan kasus harian Covid-19 terbanyak di seluruh dunia.
Contoh pada Jumat (23/7/2021), Indonesia mencatatkan49.071 kasus harian virus corona.
Angka itu merupakan tertinggi ke-2 di bawah Amerika Serikat (AS) yang 65.948 kasus virus corona hanya dalam waktu 24 jam.
Bedanya, AS tinggi karena tingkat tes PCRnya juga tinggi. Berbanding terbalik dengan Indonesia.
Kasus harian Covid-19 di Indonesia memang tinggi, namun tingkattes PCRnya rendah.
Bayangkan dengan tes PCR yang rendah saja kita sudah menjadi negara kasus harian Covid-19 tertinggi di dunia.
Bagaimana jika jumlahtes PCRnya diperbanyak? Tentu jumlah kasus akan berkali-kali lipat lebih tinggi.
Segala krisis Covid-19 di Indonesia itu pun membuat WHO khawatir bukan main.
Bahkan mendesak pemerintah Indonesia menerapkan lockdown yanglebih ketat dan luas.
Seperti yang dilakukan negara-negara lain pada awal pandemi Covid-19.
Ini karena kasusdan angka kematian akibat Covid-19 semakin mengkhawatirkan.
Apalagi sempat ada yang menyebutkan bahwaPresiden Joko Widodoakan melakukanpelonggaran pembatasan atau relaksasi.
Padahal Indonesia telah menjadi salah satu episentrum pandemi global, dengan kasus positif Covid-19 melonjak lima kali lipat dalam lima minggu terakhir.
Tak hanya soal kasus harian Covid-19, Indonesia juga telah mencapai rekor tertinggi terkait kasus kematian. Dengan 1.500 kasus kematian.
Dituliskan CNA, minggu ini kematian harian mencapai rekor tertinggi melebihi 1.400 orang, di antara jumlah korban tertinggi di dunia.
WHO menyerukan agar pemerintah Indonesia mengambil tindakan mendesak untuk mengatasi peningkatan tajam kasus Covid-19 di 13 dari 34 provinsi di Indonesia.
“Indonesia saat ini menghadapi tingkat penularan yang sangat tinggi."
"Dan ini menunjukkan pentingnya penerapan kesehatan masyarakat dan langkah-langkah sosial yang ketat, terutama pembatasan pergerakan di seluruh negeri,” ujar WHO.
Sebagai informasi, tingkat positif harian Indonesia, proporsi orang yang dites yang terinfeksi, rata-rata 30 persen selama seminggu terakhir bahkan ketika jumlah kasus telah turun.
“Tingkat di atas 20 persen berarti penularan sangat tinggi,” kata WHO.
Namun alih-alih melakukan lockdown ketat, pemerintah kembali memperpanjangPemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM)pada 21-25 Juli 2021.
Tapi namanya bukan lagiPPKM Darurat. Namun diganti menjadiPPKM Level 1-4.
Dan Indonesia kini menerapkanPPKM Level 4 pada sejumlah daerah.
Kebijakannya juga berubah. Misal sekolahmasih dilakukan secara online danwork from home (WFH) 100 persen disektor non-esensial.
Tapisektor non-esensial masih dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50 persen.
Bahkan sektor kritikal sepertipasar tradisional, toko kelontong, dan pasar swalayandapat beroperasi 100 persen.
Walaujam operasional dibatasi sampai pukul 20.00 waktu setempat dengan kapasitas pengunjung 50 persen.