Kurban Online hingga Bantu Pasien Isoman, Ini Serangkaian Aksi Kebaikan di Masa Pandemi

Sheila Respati

Penulis

Pandemi Covid-19 memberi dampak signifikan bagi kehidupan masyarakat. Kondisi tersebut memantik semangat gotong royong dan berbagi kebaikan.

Intisari-online.com – Pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga kini memberi dampak yang signifikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Belum lagi, ditambah dengan lonjakkan kasus Covid-19 yang terjadi sejak Juni.

Kondisi tersebut rupanya memantik semangat gotong royong dan berbagi kebaikan. Misalnya saja, pada Idul Adha tahun ini. Semangat berkurban tidak pudar meski ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Kurban adalah bentuk amal ibadah untuk membantu fakir miskin dan orang yang membutuhkan.

Namun sayang, di tengah lonjakkan kasus Covid-19, aktivitas kurban tidak dapat dilakukan secara tatap muka karena risiko penularan Covid-19 dari individu ke individu semakin tinggi. Kurban online pun menjadi solusi.

Dalam Dialog Produktif “Gerakan Sosial di Masa Pandemi” yang disiarkan di kanal YouTube KemkominfoTV, Rabu (21/7/2021), Ketua Baznas KH Noor Ahmad menyampaikan, jumlah peminat kurban online tahun ini meningkat sebanyak 70 persen.

Baca Juga: Antisipasi Gelombang Baru Covid-19, Sejumlah Daerah Terapkan PPKM Darurat dan Percepat Vaksinasi

“Bahkan dari target kami, yakni setara 4.000 ekor kambing sudah tercapai lebih dari 120 persen atau lebih dari 20 persen,” ujarnya menurut rilis yang diterima Intisari-online, Kamis (22/7/2021).

Dalam dialog tersebut, selebritas Imam Darto juga turut hadir menceritakan inisiatif gerakan sosial yang ia lakukan selama masa pandemi. Pria yang akrab disapa Darto tersebut tengah gencar menggandeng sebuah restoran untuk menyediakan makanan sehari-hari bagi pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Inisiatif itu muncul karena ia pernah mengalami sendiri susahnya menjadi pasien Covid-19. Pada Februari 2021, Darto terkonfirmasi positif Covid-19. Penyakit tersebut, bahkan merenggut nyawa kakaknya.

Selama sakit, Darto merasakan sulitnya mencari kamar perawatan di rumah sakit. Oleh sebab itu, ia berpikir untuk meringankan beban pasien yang memutuskan isoman karena mengalami kesulitan yang sama dengan dirinya saat itu. Gerakan sosial yang dibuat Darto berkonsep “meneruskan kebaikan”.

Baca Juga: Perhatikan Ini! Tidak Sama dengan Cuma Diam di Rumah Saja, Ini yang Sebenarnya tentang Isolasi Mandiri

“Saya dan salah satu restoran membuat gerakan memberi makan sepuluh pasien isoman selama sepuluh hari. Kami sediakan makan siang dan malam. Namun, saya menerapkan prinsip, nantinya pasien isoman ini bisa mendonorkan plasma darahnya kepada yang membutuhkan ketika sudah sembuh,” jelasnya.

Ia mengatakan, selama ini banyak yang menghubunginya untuk menanyakan informasi seputar kebutuhan untuk perawatan pasien Covid-19. Pertanyaan paling banyak, kata Darto, adalah soal kebutuhan donor plasma darah.

“Virus corona menular ke orang lain bisa membuat banyak orang terkapar sakit. Di tengah kondisi itu kita harus menularkan virus kebaikan agar banyak yang sembuh. Minimal kalau tidak bisa memberi materi, bisa sedekah senyum karena tangan di atas itu lebih baik,” ujarnya.

Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden, Dr Panutan S Sulendrakusuma yang turut hadir dalam dialog mengapresiasi gerakan sosial yang dilakukan oleh setiap individu di masa pandemi.

Baca Juga: Jangan Lalai Taati Prokes! Dirjen WHO Ungkap Dunia Sekarang dalam Titik Berbahaya Pandemi Covid-19

Ia pun mengatakan, aksi sosial seperti yang dilakukan Imam Darto merupakan jati diri bangsa Indonesia yang sejak dulu sudah berprinsip gotong royong.

“Untuk menangani pandemi Covid-19 ini memang harus total football. Karena itu kita sebagai satu bangsa harus menggunakan seluruh kekuatan yang ada di bangsa kita dalam menangani pandemi ini,” katanya.

Tak hanya itu, Panutan mengatakan, Presiden Joko Widodo juga memberi jaminan agar aparat tidak takut untuk mengeluarkan bantuan sosial dengan prinsip akutabilitas.

Kepala daerah diharapkan dapat mendorong penyerapan anggaran, khususnya untuk perlindungan sosial.