AstraZeneca menjual vaksin Oxford seharga 3-4 dollar AS per suntikan atau sekitar Rp56.000.
Bandingkan dengan harga vaksin Pfizer/BioNTech yang mencapai 20 dollar AS (Rp283.470) per suntikan.
Atau vaksin Moderna dibandrol 25 dollar AS (Rp354.000) per suntikan.
Bahkan AstraZeneca telah membuat perjanjian untuk membuat 2 miliar dosis vaksinnya pada musim panas mendatang.
Alasan mengapa vaksin AstraZeneca begitu murah walau sangat efektif itu semua karena Dame Sarah Gilbert, salah satu ilmuwan di balik terciptanya vaksin AstraZeneca.
Sarah Gilbert mengaku enggan mengambil penuh hak paten agar harga vaksin Covid-19 ciptaannya bisa murah.
"Saya ingin buang jauh-jauh gagasan itu (mengambil hak paten penuh)."
"Itu agar kita bisa berbagi kekayaan intelektual dan siapa pun bisa membuat vaksin mereka sendiri," ujar wanita berusia 59 tahun itu ke parlemen Inggris, dikutip dari Reuters, 11 Maret 2021.
Sejalan dengan pemikiran Sarah Gilbert, AstraZeneca pun meneken persetujuan dengan Oxford untuk tidak mengambil profit dari vaksin corona buatan mereka.
"Tudingan bahwa kami menjual ke negara lain untuk menghasilkan lebih banyak uang tidak benar."