"Ini untuk meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta dan membangun kekebalan tingkat tinggi terhadap penyakit ini," tutur Menteri Kesehatan negara tersebut seperti dikutip dari Kontan.co.id, Selasa (13/7/2021).
Padahal, sampai saat ini, belum ada satu pun penelitian yang secara khusus dilakukan untuk meneliti dampak dari pencampuran Sinovac dan AstraZeneca ini.
Thailand, negara yang baru saja menerapkan kebijakan 'nekat' tersebut, memang baru saja kekurangan jumlah tenaga medis.
Penyebabnya adalah infeksi virus Covid-19 yang terjadi pada 618 petugas medisnya yang sebenarnya sudah menerima 2 dosis vaksin Sinovac.
Bahkan, dikabarkan Channel News Asia pada Minggu (11/7/2021), seorang perawat meninggal dunia sementara satu petugas medis lainnya 'dalam kondisi serius'.
Thailand yang memiliki total 336.371 kasus Covid-19 dan jumlah kematian mencapai 2.711 orang, baru saja melaporkan rekor baru harian kematian, yaitu 91 orang.
Kondisi yang pada akhirnya tak hanya membuahkan kebijakan 'nekat', tapi juga tegas berupa pembatasan paling ketat yang pernah negara ini terapkan selama pandemi Covid-19.
Negeri Gajah Putih ini memutuskan untuk menerapkan pembatasan baru terhadap warganya, termasuk penangguhan perjalanan yang mencakup maskapai penerbangan dan perusahaan bus, mulai Senin (12/7/2021).