Intisari-Online.com - Hantaman gelombang kedua Covid-19 telah membuat kondisi masyarakat di berbagai negara menderita.
Kondisi yang sebagian besar dipicu oleh varian Delta tersebut telah meningkatkan jumlah kasus Covid-19 secara drastis.
Akibatnya, fasilitas-fasilitas kesehatan di negara-negara yang terdampak oleh gelombang kedua tersebut pun tak sanggup menangani lonjakan jumlah pasien Covid-19.
Tak ayal, beberapa negara pun akhirnya menerapkan kebijakan yang tak hanya tegas, tapi juga dinggap nekat.
Terbaru, sebuah negara akhirnya berani mengambil risiko besar dengan menggabungkan dua jenis vaksin berbeda untuk vaksinasi Covid-19.
Setelah pada dosis pertama negara ini memberikan vaksin Sinovac, kini memasuki dosis kedua, negara ini memutuskan untuk beralih ke AstraZeneca Plc.
Sebuah kebijakan yang pertama kali dilakukan di dunia ini disebut terpaksa dilakukan demi meningkatkan perlindungan pada warganya.
Apalagi, vaksin Sinovac yang pertama kali diberikan telah menuai banyak keraguan tentang efikasinya dalam beberapa penelitian.