Find Us On Social Media :

Dianggap Musuh Dunia Karena Tindakan Agresifnya, Ternyata China Punya Rencana Selamatkan Bumi dari Ancaman yang Bisa Mengancam Penduduk Dunia, Begini Rencanaya

By Afif Khoirul M, Rabu, 7 Juli 2021 | 16:50 WIB

Bumi

Intisari-online.com - Sebagai salah satu kekuatan terbesar di dunia, China memang dianggap berbahaya bagi negara-negara Barat.

Bahkan China dianggap negara yang diprediksi akan memulai perang dunia ketiga karena tindakan agresifnya.

Selain itu beberapa negara Asia pun juga lelah dengan tindakan China yang dianggap sewenang-wenang.

Seperti melakukan klaim sepihak atas Laut China Selatan, hingga mengganggu kedaulatan laut wilayah negara lain.

Baca Juga: Saat China Koar-Koar Siap Tempur Jika Perang Dunia III Pecah, 'Kekuatan Asing yang Mencoba Menindas China Akan Hadapi Pertumpahan Darah di Te,bok Besar China'

Indonesai yang tak pernah berseteru dengan China pun pernah diusik China, keritika mengklaim sebagian wilayah laut Natuna merupakan miliknya.

Praktis, hal ini membuat banyak negara didunia memiliki pandangan miring soal China.

Meski demikian, negeri tirai bambu ini memiliki rencana yang cukup hebat untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran.

Menurut 24h.com.vn, pada Selasa (6/7/21), China memiliki program antariksa yang difokuskan untuk menyelamatkan bumi dari ancaman luar angkasa.

Baca Juga: Saksi Bisu Penjajahan Portugis di Bumi Lorosae, Bangunan di Timor Leste Ini Porak-poranda dan Ditinggalkan Begitu Saja Usai Perang Dunia II

Menurut sebuah studi yang didanai oleh Beijing, China dapat meluncurkan 23 roket Long March 5 untuk mengganggu asteroid di tata surya bila diperlukan.

Long March 5 (juga dikenal sebagai CZ-5) adalah roket luar angkasa terbesar China dan tulang punggung program luar angkasa negara itu.

Menurut penelitian, meteorit selebar 500 meter bisa membunuh jutaan orang jika bertabrakan dengan bumi.

Meskipun risiko tabrakan seperti itu maasih sangat rendah untuk saat ini.

Namun, meteorit yang disebut Bennu (lebarnya sekitar 500 meter) bakal menjadi ancaman bagi bumi selama 150 tahun ke depan.

Jadi, tim peneliti di China National Space Science Center ditugaskan untuk mencari tahu apa yang bisa dilakukan Beijing untuk menghadapi skenario buruk yang melibatkan Bennu.

Alhasil, China memiliki ide untuk menyelamatkan bumi dari ancaman tersebut.

Yaitu dengan mengubah jalur meteor besar yang melaju dengan kecepatan kilat akan membutuhkan banyak energi kinetik.

Baca Juga: Mampu Luluhlantakkan Seluruh Dunia, Ini Senjata Terkuat di Bumi, Bukan Milik AS Apalagi China, Tapi Negara Ini Pemiliknya

Kernel senjata dapat melakukan pekerjaan ini tetapi ledakan seperti itu dapat menyebabkan target pecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil meski ancaman mereka masih ada.

Menurut proposal tim peneliti China, 23 booster CZ-5 dapat diluncurkan secara bersamaan dari beberapa lokasi di seluruh negeri.

Rudal ini diperkirakan membutuhkan waktu hampir 3 tahun untuk mencapai targetnya.

Setiap roket memiliki perangkat yang dirancang untuk mencegah meteor jatuh.

Sebaliknya, setiap roket setelah menabrak meteorit akan berdampak mengubah jalur Bennu.

Menurut perhitungan peneliti Li Mingtao, Bennu kemudian akan berubah arah untuk terbang di atas bumi pada jarak yang cukup aman.

Li dan rekan-rekannya memprediksi bahwa dalam 10 tahun, dunia akan memiliki metode untuk melindungi bumi dari asteroid besar tanpa menggunakan senjata nuklir.

Pada tahun 2018, tim ahli dari NASA dan Lawrence Livermore National Laboratory (USA) mengusulkan misi serupa, menggunakan 75 booster Delta IV Heavy.

Baca Juga: Terjebak Dalam Diplomasi Vaksin China, Negara Tetangga Indonesia Ini Mati-matian Sembunyikan Dokumen Rahasia Mengenai Keampuhan Vaksin Sinovac Sesungguhnya, 'Artinya Kami Mengakui'

Namun, Li menilai bahwa rencana AS lebih mahal dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan daripada proposal China.

Amerika Serikat mulai melakukan program untuk melindungi bumi dari ancaman asteroid beberapa dekade lalu.

Negara ini saat ini memiliki sistem radar peringatan asteroid di Bumi.

Baru-baru ini, sebuah pesawat ruang angkasa Amerika membawa kembali sampel batuan yang dikumpulkan dari Bennu ke Bumi.

Sementara itu, China diperkirakan akan meluncurkan pesawat luar angkasa pada 2025 dengan misi mengumpulkan sampel meteorit.

Tidak berhenti sampai di situ, Beijing juga membangun sistem pertahanan bumi yang dikatakan mampu melacak lebih banyak target di luar angkasa daripada Washington.