Penulis
Intisari-Online.com - Timor Leste merupakan negara muda yang punya sejarah panjang penjajahan oleh bangsa lain.
Banyak peristiwa telah terjadi di Timor Leste, dengan bangsa asing pernah silih berganti menduduki wilayah berjuluk Bumi Lorsae ini.
Bangunan terbengkalai yang dulunya merupakan sebuah sekolah ini merupakan salah satu saksi sejarah kehadiran Bangsa Eropa tersebut.
Tidak banyak yang diketahui tentang bangunan sekolah bernama 'Escola do Reino de Haudere', yang merupakan bahasa Portugis untuk “Sekolah Kerajaan Haudere”.
Portugis menjadi bangsa pertama yang menduduki Bumi Lorosae, menguasainya selama beratus-ratus tahun.
Timor Leste mulai dijajah Bangsa Portugis pada abad ke-16, dan berakhir pada tahun 1975 tapi sempat digantikan oleh Jepang.
Awalnya, Bangsa Portugis menguasai seluruh Pulau Timor, hingga terjadi perebutan kekuasaan dengan Bangsa Eropa Lainnya, yaitu Belanda.
Portugis dan Belanda akhirnya berbagi kekuasaan di Pulau Timor melalui Perjanjian Lisbon tahun 1859.
Setelah adanya perjanjian tersebut, wilayah kekuasaan Portugis dikenal sebagai Timor Portugis.
Sementara itu, wilayah kekuasaan Belanda dikenal sebagai Timor Belanda, yang kini merupakan wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Escola do Reino de Haudere adalah salah satu dari tujuh sekolah yang dibangun pada akhir 1920-an dan awal 1930-an oleh Portugis di Bumi Lorosae.
Bukan satu-satunya sekolah yang dibangun, tapi bangunan tersebut punya 'nasib' yang berbeda.
Sementara bangunan yang lain telah dipulihkan dan dilestarikan, Escola do Reino de Haudere yang rusak parah selama Perang Dunia II justru dibiarkan.
Menjadi medan pertempuran Perang Dunia II antara kekuatan sekutu dan kekuatan Jepang merupakan kisah lain yang dimiliki Bumi Lorosae.
Pertempuran yang hasilnya adalah kekalahan sekutu, akhirnya membuat Jepang berkuasa di Timor Leste, sementara Portugis tersingkir sesaat.
Jepang berkuasa di Timor Leste antara tahun 1942 hingga 1945.
Berakhirnya Perang Dunia II dengan kemenangan sekutu membuat Portugis kembali berkuasa.
Namun, bekas bangunan Escola do Reino de Haudere tidak digunakan lagi setelah perang.
Ia ditinggalkan selama beberapa dekade, dengan apa yang tersisa dari reruntuhan tersebut sekarang ditumbuhi vegetasi.
Ditinggalkan begitu saja, saksi bisu penjajahan Bangsa Portugis ini sekarang dipandang sebagai sebuah situs yang unik.
Reruntuhan besar dan penuh teka-teki ini banyak menarik perhatian para pelancong yang menuju Baguia, sebuah desa terpencil di lereng timur Matebian, gunung tertinggi kedua di Timor Leste.
Sekolah yang ditinggalkan ini berdiri di sisi jalan yang mengarah ke desa.
Bangunan itu dilatarbelakangi oleh pemandangan pegunungan yang indah, salah satu yang menjadi pesonanya.
Escola do Reino de Haudere terletak lebih dari 1 mil (sekitar 2 kilometer) sebelum mencapai Baguia, di desa Baguia.
(*)