Jelas-jelas Musuh Bebuyutan, Mengapa Israel Berulang Kali Tawarkan Bantuan ke Negara Tetangganya yang Sedang Krisis Ekonomi Ini, Padahal Selalu Ditolak?

Tatik Ariyani

Penulis

Ledakan di Beirut Lebanon

Intisari-Online.com -Permusuhan antara Israel dan negara tetangganya Lebanon telah terjadi dalam waktu yang lama.

Pada 1982, Hezbollah telah memimpin perjuangan militer di tanah Lebanon, saat Israel melancarkan perang melawan Lebanon dalam upaya untuk meminimalkan pengaruh Suriah di daerah Lebanon, dan menjaga para pejuang Palestina yang mengungsi di tanah Lebanon karena disudutkan negara Yahudi.

Perjuangan pasukan militan Hezbollah akhirnya mendorong pasukan pertahanan Israel (IDF) keluar dari Lebanon, negara yang dilanda perang pada Mei 2000.

Namun, ketegangan tidak berakhir di sana.

Baca Juga: Makin Serius Hancurkan Palestina, Israel Berencana Gunakan Senjata Tercanggihnya Ini Untuk Gempur Hamas, Bisa Menyerang Musuh Tanpda Dikendalikan

Ada lebih banyak ketegangan antara Israel, Lebanon, dan pasukan Hezbollah setelahnya.

Mengingat kelamnya sejarah antara Israel, Lebanon, dan pasukan Hezbollah, tidak ada kepercayaan antara Lebanon dan Israel, ditambah mengingat Israel tidak pernah menghormati perjanjian atau resolusi PBB apa pun untuk menyelesaikan ketegangan dan tindakan militer di kawasan.

Untuk itu, meski Lebanon mengalami keterpurukan pasca-ledakan dahsyat yang menghantam Beirut pada Selasa (4/8/2020), bantuan yang ditawarkan Israel ditolak mentah-mentah.

Namun Israel lagi-lagi menawarkan bantuan kemanusian ke Lebanon.

Baca Juga: Kalau Pernah Berhasil Curi MiG dari Irak, Lalu Apa Susahnya Mossad Israel Ambil Barang Pribadi Milik Agennya yang Legendaris Ini?

Melansir The Jerusalem Post, Selasa (6/7/2021), Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz telah mengirimkan proposal bantuan kemanusiaan ke Lebanon melalui UNIFIL, kementerian mengumumkan pada hari Selasa.

Langkah itu dilakukan setelah Gantz berulang kali dalam beberapa pekan terakhir bahwa Israel berniat menawarkan bantuan kepada Lebanon yang menderita krisis ekonomi yang memburuk.

Berbicara pada upacara pemberian hibah keamanan Israel pada hari Senin, Gantz mengatakan bahwa “Sebagai seorang Israel, sebagai seorang Yahudi dan sebagai manusia, hati saya sakit melihat gambar orang-orang kelaparan di jalan-jalan Lebanon. Israel telah menawarkan bantuan ke Lebanon di masa lalu, dan bahkan hari ini kami siap untuk bertindak dan mendorong negara-negara lain untuk mengulurkan tangan membantu ke Lebanon sehingga sekali lagi akan berkembang dan keluar dari keadaan krisisnya.”

Dalam pidato pada hari Minggu menandai pembukaan monumen pertama Israel untuk Tentara Lebanon Selatan, yang berjuang bersama IDF selama kehadiran Israel di Lebanon selatan 1982-2000, Gantz menawarkan bantuan.

“Israel telah menawarkan untuk membantu Lebanon di masa lalu, dan hari ini juga, kami siap bekerja untuk membantunya tumbuh dan keluar dari krisis ini,” katanya.

Pada hari Selasa Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan bahwa negara itu beberapa hari lagi mengalami "ledakan sosial," dan meminta masyarakat internasional untuk menyelamatkan negaranya.

Baca Juga: Antisipasi Gelombang Baru Covid-19, Sejumlah Daerah Terapkan PPKM Darurat dan Percepat Vaksinasi

Diab, dalam pidatonya setelah pertemuan dengan beberapa duta besar dan perwakilan misi diplomatik di Beirut, juga mengatakan pemerintahnya tidak dapat memulai kembali pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan hanya kabinet baru yang dapat melakukannya.

"Pemerintah ini tidak berhak melanjutkan negosiasi dengan IMF untuk mengimplementasikan rencana pemulihan yang ditetapkan kabinet, karena ini menimbulkan kewajiban pada pemerintah berikutnya yang mungkin tidak disetujui," katanya. Lebanon belum menanggapi tawaran Gantz atau proposal yang dikirim ke UNIFIL.

Tetapi karena permusuhan lama antara kedua belah pihak, Beirut diperkirakan akan menolak bantuan tersebut.

Artikel Terkait