Intisari-Online.com - Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah lokasi di Jalur Gaza, pada Jumat (2/7). Serangan-serangan udara ini yang ketiga kalinya sejak diberlakukannya gencatan senjata Mei lalu.
Sumber keamanan Hamas, kelompok Palestina di Gaza, mengatakan, serangan itu menghantam tempat pelatihan. Namun tidak ada korban yang dilaporkan dari serangan-serangan itu.
Sementara juru bicara militer Israel menyatakan bahwa serangan udara itu terjadi sebagai balasan atas peluncuran balon pembakar dari Jalur Gaza menuju pemukiman Israel di sekitarnya.
"Menanggapi balon pembakaran yang ditembakkan ke wilayah Israel hari ini, jet tempur [militer] menyerang sebuah lokasi pembuatan senjata milik organisasi teror Hamas," kata pernyataan itu.
Tidak ada indikasi langsung mengenai kelompok yang berbasis di Gaza yang bertanggung jawab atas peluncuran balon tersebut.
Tetapi Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas tindakan apa pun.
Namun, terlepas dari itu tahukah Anda bahwa Neve Gordon, profesor di Queen Mary University di London sebagaimana dilansir Al Jazeera, Israel telah menggunakan Palestina, Lebanon dan Suriah sebagai "pameran untuk produk yang dikembangkan oleh kompleks industri militer Israel".
“Ini sangat penting untuk industri ekspor, karena produsen senjata dan sistem pengawasan dapat mengklaim bahwa mereka digunakan dalam situasi pertempuran yang sebenarnya dan efektivitasnya telah diuji,” kata Al Jazeera.