Find Us On Social Media :

Amerika Dituntut Tanggung Jawab, Puluhan Tahun Banyak Nyawa Warga Sipil Melayang Akibat Serangan Drone dan Kekuatan Mematikan AS di Wilayah Ini dengan Dalih Mengakhiri Perang

By Tatik Ariyani, Kamis, 1 Juli 2021 | 16:14 WIB

(ilustrasi) Drone MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat

"Dua puluh tahun dalam pendekatan berbasis perang yang telah merusak dan melanggar hak-hak dasar, kami mendesak Anda untuk meninggalkannya dan merangkul pendekatan yang memajukan keamanan manusia kolektif kita."

Diselenggarakan oleh Koalisi Hak Asasi Manusia dan Keamanan, surat itu ditandatangani bersama oleh 77 kelompok hak asasi manusia dan anti-perang di Amerika Serikat dan 36 kelompok yang berbasis di luar negeri.

Kelompok-kelompok itu termasuk di negara-negara di mana AS telah melakukan serangan pesawat tak berawak tersebut, seperti enam kelompok dari Yaman, tiga dari Somalia, dua dari Pakistan dan satu dari Libya.

"AS telah membunuh orang selama hampir 20 tahun di Yaman, tetapi hingga hari ini AS belum cukup menyelidiki kematian dan cedera warga sipil, atau dengan jelas mengakui kerugian parah yang ditimbulkan pada keluarga dan masyarakat," kata Radhya al-Mutawakel, ketua Organisasi Hak Asasi Manusia Mwatana yang bermarkas di Yaman, dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintahan Biden harus memutuskan praktik merusak ini, dan memastikan penyelidikan dan pertanggungjawaban menyeluruh atas kerugian yang telah terjadi," lanjutnya.

Program pesawat tak berawak AS telah lama menjadi target kelompok hak asasi manusia yang mengecam penggunaan teknologi tanpa pilot bersenjata.

Terutama ketika senjata itu digunakan di luar zona pertempuran tradisional, seperti di Afghanistan atau Irak.

Baca Juga: Padahal Niat Indonesia Baik, Namun KKB Papua Justru Mengganggunya, Proyek yang Dipercaya Bisa Membuka Papua dari Keterisolasian Ini Malah Terhambat