Intisari-Online.com - Tak terhitung jumlah korban tewas dalam serangan pesawat tak berawak (drone) yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS).
Hal itu pun telah lama mendapatkan kritikan keras dari organisasi hak asasi manusia atas hilangnya hak-hak para korban yang tewas akibat serangan tersebut.
Lebih dari 100 organisasi telah mendesak Presiden AS Joe Biden untuk mengakhiri serangan pesawat tak berawak "melanggar hukum" dan penggunaan kekuatan mematikan lainnya di luar zona pertempuran tradisional, seperti melansir Middle East Eye, Rabu (30/6/2021).
Dalam sebuah surat yang dirilis pada hari Rabu, 113 kelompok aktivis membingkai masalah ini sebagai masalah keadilan rasial.
Mereka mengatakan serangan pesawat tak berawak telah "menimbulkan korban yang mengerikan pada komunitas Muslim, Brown (orang kulit cokelat) dan Black (orang kulit hitam) di berbagai belahan dunia".
"Kami menghargai komitmen Anda untuk mengakhiri 'perang selamanya', mempromosikan keadilan rasial, dan memusatkan hak asasi manusia dalam kebijakan luar negeri AS," kata kelompok itu dalam surat tersebut.
"Menolak dan mengakhiri program serangan mematikan adalah hak asasi manusia dan keadilan rasial yang sangat penting dalam memenuhi komitmen ini.
Baca Juga: Konflik Israel-Palestina Bisa Beri Ide Ini untuk Korut, Pelajaran Militer untuk Korsel?