Penulis
Intisari-Online.com -Baru-baru ini Rusia mengklaim telah memberikan tembakan peringatan dan menjatuhkan bom kepada kapal perang Inggris yang dianggap melanggar wilayahnya.
Kementerian Pertahanan Inggris membantah klaim itu, dan menyatakan HMS Defender hanya melewati perairan Ukraina.
Klaim ini menjadi babak terbaru ketegangan antara Rusia dengan negara Barat di kawasan Laut Hitam.
Rusia juga merilis video saat kapalnya memberikan tembakan peringatan kepada kapal perusak Inggris di Laut Hitam.
Video tersebut dirilis Biro Keamanan Federal Rusia (FSB) pada Kamis (24/6/2021) sebagaimana dilansir Russian Today.
Rusia juga menuduh Inggris dan Amerika Serikat mencoba memicu konflik di Laut Hitam.
Tak lama setelah ketegangan Rusia dan Inggris tersebut,Armada Keenam Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa kapal perusak AS memasuki Laut Hitam pada hari Sabtu.
Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Federasi Rusia mengatakan kepada wartawan mengatakan bahwa pasukan Armada Laut Hitam sedang memantau operasi kapal perusak rudal berpemandu AS USS Ross, yang memasuki Laut Hitam pada hari Sabtu.
"Pasukan Armada Laut Hitam mulai mencermati tindakan perusak Angkatan Laut AS Ross, yang memasuki Laut Hitam pada 26 Juni," katanya, mengutip TASS, Minggu (27/6/2021).
Angkatan Laut AS akan mengambil bagian dalam latihan militer multinasional Sea Breeze 2021.
Menurut armada, Ross akan bergabung dengan 31 kapal selama latihan angkatan laut," kata pernyataan itu.
Rencana itu melibatkan penyatuan angkatan bersenjata dari Amerika, Eropa, Afrika, Asia dan Australia untuk melakukan berbagai disiplin militer di laut, darat dan udara.
Itu termasuk operasi tempur di darat, melawan kapal dan pertahanan udara, serta pembentukan keterampilan pembersihan senjata.
Layanan pers Kedutaan Besar Amerika di Ukraina sebelumnya melaporkan bahwa 32 negara akan ambil bagian dalam latihan tersebut.
Direncanakan akan melibatkan 5.000 prajurit, 32 kapal dan 40 pesawat dalam pelatihan tersebut.
Pada 23 Juni, Kedutaan Besar Rusia di Washington mendesak Amerika Serikat dan sekutunya untuk tidak melakukan operasi militer di Laut Hitam.
Misi diplomatik memperingatkan bahwa manuver ini "meningkatkan risiko insiden yang tidak disengaja" dan "mendorong sentimen militeristik di Kiev."