Penulis
Intisari-Online.com - India menghadapi lonjakan kasus Covid-19 dengan kasus harian dilaporkan masih mencapai puluhan ribu.
Keseluruhan infeksi di India telah mencapai lebih dari 30 juta kasus, menempatkannya di posisi kedua negara dengan kasus tertinggi setelah Amerika Serikat.
Dilaporkan sekitar 29 juta orang telah sembuh, sementara hampir 400.000 orang di India meninggal dunia akibat infeksi virus corona.
Fasilitas kesehatan kewalahan menghadapi banyaknya pasien Covid-19.
Kondisi memprihatinkan juga terjadi berkaitan dengan pemakaman jenazah pasien Covid-19, di mana keluarga yang tidak mampu mengkremasi tradisional memilih untuk membenamkan jenazah ke Sungai Gangga atau dikubur di gundukan pasir tepi sungai.
Bahkan, dengan naiknya air permukaan sungai gangga akibat guyuran hujan, ditemukan ratusan mayat diduga jenazah pasien Covid-19 bermunculan di sana.
Menurut pengakuan pejabat setempat dia mengkremasi 40 mayat dalam 24 jam terakhir, dikutip dari NDTV pada Kamis (24/6/2021).
Di tengah kondisi seperti itu dan ancaman gelombang ketiga virus corona di India yang membuat warga panik, justru aksi penipuan vaksin terjadi.
Setidaknya 2.500 orang di India menjadi korban vaksin palsu di tengah upaya negara tersebut meningkatkan vaksinasi Covid-19.
Polisi mengatakan, sekitar 2.000 warga di Mumbai disuntik dengan vaksin Covid-19 yang ternyata adalah larutan garam.
Sekitar 500 orang, banyak di antaranya penyandang disabilitas, juga menjadi korban vaksin palsu di Kolkata,seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Sabtu (26/6/2021).
Kini, sepuluh orang yang diduga menawarkan vaksin palsu Covid-19 telah ditangkap.
Polisi mengungkap, di antara mereka ada 2 dokter yang berpraktik di rumah sakit swasta di Mumbai.
Sementara itu, di Kolkata, polisi menangkap satu orang yang mengaku sebagai aparatur sipil negara. Ia diduga menjalankan 6 pusat vaksinasi Covid-19.
Kasus vaksin palsu ini dibongkar polisi setelah ada laporan dari politisi setempat yang menaruh curiga.
Ia sendiri sempat mendapat suntikan vaksin Covid-19 yang ternyata larutan garam tersebut.
Kekecewaan diungkapkan salah satu korban vaksin palsu di India.
Katanya, ia tadinya tidak menaruh curiga dan tidak memperkirakan akan mendapatkan suntikan abal-abal.
Hal itu karena baginya yang terpenting adalah mendapatkan vaksin Covid-19.
"Yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya mendapatkan vaksin sebelum datangnya gelombang ketiga (pandemi virus corona)," katanya.
Pemerintah India berupaya meningkatkan produksi vaksin Covid-19 di tengah gelombang kedua virus corona di negara tersebut.
Pemerintah berencana menggunakan vaksin Covid-19 versi lokal, Novavax, yang akan diproduksi oleh Serum Institute of India (SII).
Dilaporkan SII, vaksin Novavax ini lebih dari 90 persen efektif dalam uji coba klinik tahap akhir di Amerika Serikat.
Pemerintah juga sudah memesan 300 juta dosis vaksin Novavax dari perusahaan India, Biological E.
Sejauh ini, sekitar 260 juta warga telah disuntik vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin, yaitu Covishield, Covaxin dan Sputnik V.
Covishield dan Covaxi merupakan vaksin buatan dalam negero, sementara Sputnik V merupakan buatan Rusia juga sudah mengantongi izin dan dipakai dalam jumlah terbatas.
Pemerintah India memasang target menyuntik seluruh warga pada akhir 2021.
Namun, program tersebut terkendala dengan kelangkaan pasok vaksin dan keengganan warga untuk menerima suntikan.
(*)