Hanya Dengan Modal Rp20.000 Untuk Berjualan Cilok, Pria Asal Jember Ini Sukses Beli 13 Rumah dan 3 Apartemen, Ternyata Ini Rahasia Keberhasilannya

Mentari DP

Penulis

Harsono, pemilik cilok Edy.

Intisari-Online.com - Perkenalkan namanyaHarsono, pemilik Cilok Edy.

Di Jember,Cilok Edy sudah sangat terkenal.

Bahkan Anda bisa menemukanCilok Edy di sejumlah titik di Jember.

Baca Juga: Kondisi Terburuk di Indonesia Sudah Dimulai, Rumah Sakit Penuh, Sedangkan Jumlah Pasien Covid-19 Terus Bertambah, Gedung Sekolah Terpaksa Diubah Jadi Tempat Isolasi

Antara lain depan kantor DPRD Jember, kampus Universitas Jember dan Universitas Muhammadiyah Jember.

Bahkan sanking terkenalnya,Cilok Edy juga bisa ditemui di cabang lainnya di Probolinggi dan Bondowoso.

Karena hasil jualanya sangat terkenal, maka Harsono, pemilikCilok Edy, mampu meraup jutaan rupiah.

Dilansir dari kompas.com pada Senin (21/6/2021),Harsono bisa meraup Rp5 juta per hari dari empat rombong.

Sebelum pandemi Covid-19, ia bahkan bisa mendapatkan Rp9 juta per hari. Kini, Harsono sudah memiliki 10 karyawan.

Kesuksesan Harsono dari berjualan cilok membuatnyabisa membeli sejumlah properti.

Di antaranya 3 apartemen, 13 rumah kontrakan, hingga sawah. Bahkanjuga bisa menunaikan ibadah haji.

Baca Juga: Lonceng Bahaya Berdering Bagi yang Belum Divaksin Covid-19, Ahli Sebut Varian Delta Masuk Periode Paling Mematikan

Ketika pandemi Covid-19 pun, Harsono tetap bisa sukses berjualan cilok.

Lalu apa rahasianya?

1. Mampu menangkap peluang

Sebelum berjualan cilok, dulunya dia adalah seorang tukang ojek.

Hanya saja karena pendapatanya tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup, maka Harsonomencoba menjadi tenaga honorer petugas kebersihan di Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya Jember.

Tapi lagi-lagi pendapatannya tidak cukup untuk menfkahi keluarga.

Setelah berpikir lama, dia akhirnyamendapat ide berjualan cilok.

Hanya saja Harsono ingin hasil jualannya memiliki ciri khas.

Setelah melakukan riset, dia tahudi Jember tidak ada penjual cilok daging. Yang ada hanya cilok tepung. Ia pun mulai membuat cilok daging.

Resepnya berasal dari ayahnya yang juga berjualan panganan serupa di Bali.

2. Gencar pemasaran

Harsonomemulai bisnis berjualan ciloknya hanya dengan modal awal Rp20.000.

Tapi dia memasarkan produknya ke berbagai tempat.

Disebutkan bahwa diaberangkat berjualan keliling cilok mulai pukul 06.30 WIB.

Targetnya adalahtempat keramaian seperti sekolah, perkantoran dan lainnya.

3. Berani pinjam uang ke bank

Bisnis Harsono perlahan mulai terkenal, dia pun ingin memperluas pasarnya.

Dengan modal keberanian dan keyakinan, diamemberanikan diri untuk meminjam uang modal ke perbankan Rp15 juta.

Baca Juga: Menggila di India dan Sudah Masuk 80 Negara Termasuk Indonesia, Ternyata Virus Corona Varian Delta Menyerang Orang-orang dengan Status Ini, Hati-hati!

Uang Rp15 juta itu dia manfaatkan untukmenambah 5 rombong jualan cilok.

Kini, dari hasil lima rombong itu, diamemiliki 10 rombong cilok.

4. Tingkatkan mutu hadapi persaingan

Ketika ciloknya semakin terkenal dan laris, Harsono bertekad untuk meningkatkan cita rasa cilok.

Dia tidak ingin kualitas jualannya menurun.

Oleh karenanya, sang istri, Siti Fatimah ditugaskan untuk terus mengawasi kualitas cilok agar tidak berubah, mulai ukuran, rasa dan lainnya.

5. Investasi di bidang lain

Hasil dari berjualanCilok Edy digunakannya dengan sebaik-baiknya.

Alih-alih membeli barang yang bersifat konsumtif, Harsonomengalokasikannya untuk investasi di bidang lain.

Dia pun membeli belasan rumah dan kamar kos untuk dikontrakkan. Ia juga membeli 3 apartemen hingga sawah.

Tentu dia tak menggunakan semua uangnya.

Tapi memilihmeminjam uang secara kredit ke bank dan cicilannya dibayar dari hasil berjualan cilok.

Baca Juga: Disebut-sebut Bisa Jadi 'India Kedua', Kondisi Terburuk di Indonesia SudahMulai Terasa, Pasien Terus Menumpuk hingga Kapasitas Rumah Sakit Mulai Penuh

Artikel Terkait